PENGKHIANATAN

Baca: Lukas 22:1-6

Yudas pun pergi kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka. (Lukas 22:4)


Bacaan tahunan: Amsal 15-19

Di panggung politik kita kerap mendapati bahwa lawan dan kawan tidaklah jelas. Hari ini jadi kawan, besok menjadi lawan. Kepentinganlah yang kerap menjadi landasan dalam berpolitik. Jika memiliki kesamaan kepentingan, jadilah kawan; jika ada beda kepentingan, jadilah lawan.

Imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan kepala-kepala pengawal Bait Allah berkolusi karena memiliki kepentingan yang sama, yaitu membunuh Yesus. Sangat mengerikan! Pemimpin agama mendalangi pembunuhan! Lebih ironis lagi, saat itu mendekati perayaan Paskah bagi kaum Yahudi. Mereka takut pada orang banyak yang selalu ada di sekeliling Yesus. Jika Yesus ditangkap di depan umum, mereka khawatir akan memancing kericuhan. Itu sebabnya mereka mencari cara yang tidak mengganggu stabilitas keamanan. Maka, datanglah Yudas menemui imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah. Karena pengaruh Iblis, ia menawarkan langkah untuk menangkap Yesus. Kendala ketakutan terhadap orang banyak disingkirkan dengan mudah oleh pengkhianatan seorang murid.

Yudas menjadi contoh bagaimana murid Tuhan mungkin saja menjadi pengkhianat. Yudas, oleh kuasa Iblis, dipenuhi oleh kepentingan pribadinya. Masing-masing kita memiliki kepentingan, tetapi semua mesti ditundukkan kepada maksud dan kehendak Tuhan, bukan kepentingan pribadi yang menjadikan kita berkhianat pada kebenaran. Sudahkah Anda menundukkan diri kepada maksud dan kehendak Kristus hari demi hari? --Eddy Nugroho /Renungan Harian


TUHAN ADALAH KAWAN SEJATI, MAKA SEMESTINYA MELAYANI DIA ADALAH KEPENTINGAN KITA YANG ABADI.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media