Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: 2 TIMOTIUS 4:1-8
Bacaan tahunan: 2 Samuel 17-18
Ketika ketahuan menyontek saat ulangan, seorang siswa mengaku melakukannya karena terpaksa. Seorang anak yang menganiaya orang tuanya juga mengaku terpaksa. Pun seorang pencuri yang tertangkap sedang beraksi. Ia mengaku terpaksa demi memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Terpaksa atau dalam bahasa Jawa orang menyebutnya "kepeksa" sering dijadikan alasan untuk melegitimasi kekeliruan bahkan dosa. Nah, pada waktu Yesus disalibkan, Petrus mengikuti dan melihat-Nya dari kejauhan. Namun ketika seseorang memandangnya dan mengatakan bahwa ia juga pengikut Yesus, Petrus menyangkal. Tidak hanya satu kali, melainkan tiga kali. Apakah Petrus berlaku demikian karena terpaksa juga?
Kepada Timotius, Rasul Paulus menasihatkan agar ia tetap menahan diri, bagaimanapun keadaannya. Tahan menderita, tetap melayani Allah dengan memberitakan kabar baik sekalipun ada orang yang tidak mau mendengarnya. Hal ini dilakukan Paulus mengingat suatu hari nanti akan tiba saatnya Timotius harus mempertanggungjawabkan pemberitaan firman yang dilakukannya di hadapan Tuhan.
Mengingat akan datang hari pertanggungjawaban di hadapan Tuhan, setiap orang percaya memiliki tugas mewartakan Injil sekalipun bukan guru agama, pendeta, maupun aktivis gereja. Orang percaya harus kuat menderita, menahan diri dan tidak takut menghadapi kesusahan karena melayani Allah. Jika demikian maka tidak bisa kita mengajukan pembelaan diri: melakukan dosa karena terpaksa. Dalam kondisi kepepet pun orang percaya mestinya tetap teguh melakukan kebenaran. --EBL/www.renunganharian.net
TUHAN MENGAJAR KITA UNTUK SABAR MENDERITA ALIH-ALIH MELAKUKAN DOSA DENGAN DALIH TERPAKSA.
Please sign-in/login using: