TIDAK MENGASIHANI DIRI

Baca: KEJADIAN 40


Bacaan tahunan: Keluaran 39-40

Yusuf punya alasan untuk bersedih atas kemalangan yang menimpanya. Dijual saudaranya sendiri, ia menjadi budak. Ketika ia memilih taat pada Tuhan serta menjauhi dosa di rumah sang tuan, ia justru mendapat celaka. Ia difitnah melakukan perbuatan amoral kepada istri tuannya, lalu dijebloskan ke penjara. Ia bisa saja larut dalam kemarahan, kesedihan, kepahitan, atau kekecewaan. Namun, ia tetap bersandar kepada Tuhan. Dalam situasi demikian, ia bahkan sangat peduli dengan orang lain.

Tak heran jika sang kepala penjara memberinya kepercayaan penuh untuk mengurus dan memperhatikan para tahanan (Kej. 39:21-23). Ia melakukan tugas itu dengan baik. Suatu pagi, saat melihat dua tahanan bermuka muram, ia pun menanyakan kondisi mereka. Dengan pimpinan Allah, ia dapat menafsirkan mimpi mereka (ay. 8). Perhatian tulus yang ia berikan itu kelak menghasilkan buah yang menakjubkan. Dua tahun kemudian, salah satu mantan tahanan itu menceritakan kisahnya kepada Firaun (Kej. 41:12), sehingga akhirnya Yusuf menjadi penguasa yang menyelamatkan Mesir.

Mungkin hidup kita tidak sedramatis kisah Yusuf. Ada hal-hal yang bisa membuat kita berkubang dalam duka, berputus asa, bersikap apatis kepada orang lain, serta mengasihani diri sendiri. Hidup kita bahkan turut membuat dunia sekitar kita semakin suram. Dari Yusuf hendaknya kita belajar untuk menjalani hidup dengan berserah kepada Tuhan, sembari tetap menaburkan kebaikan kepada orang lain. Kita tidak tahu bahwa kebaikan kecil yang kita lakukan bisa bermakna sangat besar bagi orang lain, dan bagi diri kita juga.
-HT/www.renunganharian.net


ALIH-ALIH HIDUP MENGASIHANI DIRI DAN LARUT DALAM KEPEDIHAN, LEBIH BAIK KITA BERSERAH KEPADA TUHAN DAN TETAP MENABURKAN KEBAIKAN


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media