KATAK JADI LEMBU

Baca: YOHANES 3:22-36


Bacaan tahunan: Filipi

Peribahasa "seperti katak hendak jadi lembu" menggambarkan sikap ingin terlihat besar, sekalipun kenyataan tidaklah demikian. Ini merupakan sikap pongah yang bukan saja tidak membangun, melainkan dapat merusak komunitas. Pertengkaran terjadi karena masing-masing ingin diakui sebagai yang paling berarti. Kita pun dapat bersikap serupa. Kita merasa lebih penting, lebih rohani, atau lebih layak dibanding orang lain.

Yohanes Pembaptis menunjukkan sebaliknya. Ia menyadari bahwa perannya hanyalah pembuka jalan bagi Kristus. Ketika banyak orang memuji kuasanya, Yohanes justru mengarahkan mereka kepada Kristus. Bahkan ia menyebutkan bahwa dirinya tidak layak membuka tali kasut-Nya sekalipun. Ia sangat bersukacita ketika Yesus datang. Yesus digambarkannya sebagai mempelai sejati. Yohanes hanyalah pendamping mempelai itu. Bahkan Yohanes juga tidak merasa tersaingi ketika murid Yesus membaptis. Ia mengakui bahwa semuanya adalah karunia pemberian dari surga. Yesus harus makin besar, dan dirinya harus makin kecil, demikian prinsip hidupnya.

Sikap hidup Yohanes Pembaptis selaras dengan nasihat Rasul Paulus. Segala hal yang kita miliki pada dasarnya adalah pemberian dari atas. Tidaklah patut kita membesarkan-besarkan diri. Karena itu bukan karena hasil kerja kita, melainkan anugerah Allah semata. Setiap pujian dan penghargaan yang kita terima haruslah membuat kita semakin rendah hati, sambil merujuk kepada Tuhan Yesus. Yesus harus menjadi yang utama dan yang dimuliakan, bukan diri kita.
-HEM/www.renunganharian.net


KETIKA TUHAN MENGIZINKAN KITA DIPUJI DAN DIHARGAI, KITA HARUS MERUJUK KEPADA KRISTUS SEBAGAI YANG UTAMA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media