ALLAH MEMAKLUMI KEJAHATAN?

Baca: KEJADIAN 8


Bacaan tahunan: Yehezkiel 5-8

Sepintas membaca nas renungan hari ini membuat kita berpikir, "Benarkah Allah memaklumi kejahatan dan tidak menghukum manusia yang jahat?" Sepintas membaca, saya juga pernah berpikir demikian. Namun, saat mencermati kembali (ay. 21) dan menghubungkan dengan ayat setelahnya, saya pun mendapat kesimpulan bahwa Allah tetap memperhitungkan segala perbuatan manusia, entahkah perbuatan baik, terlebih lagi perbuatan yang jahat.

Setelah peristiwa air bah yang melenyapkan semua manusia (kecuali keluarga Nuh) itu berlaku, Allah berjanji takkan mengutuk bumi lagi, sekalipun sejak kecil manusia memenuhi hati mereka dengan kejahatan. Takkan ada pula kebinasaan dari Allah, seperti yang terjadi pada zaman Nuh. Namun, sebagai pengingat agar manusia tidak berlaku sekehendak hatinya, ada hukum tabur-tuai yang berlaku selama bumi masih ada. Tampaknya hukum tabur-tuai ini tak secara khusus berlaku untuk bidang pertanian, tetapi juga terkait dengan perilaku dan perbuatan manusia. Hukum ini pun berlaku secara universal, tanpa memandang siapa pun pelakunya.

Tak bisa dibayangkan kondisi dunia ini seandainya setiap orang bebas berbuat apa saja, tanpa pernah menuai akibat dari perbuatan mereka. Bisa dipastikan keadaan dunia akan semakin rusak dengan perilaku kejahatan yang bermuara pada dosa yang bekerja dalam diri manusia. Syukur kepada Allah karena memberikan "pagar pengaman" agar manusia menyadari bahwa apa yang mereka tabur akan mereka tuai, tak hanya selama di dunia tetapi akan sampai ke takhta pengadilan Allah!
-GHJ/www.renunganharian.net


MENYADARI HUKUM TABUR-TUAI MASIH BEKERJA, MARI LEBIH BERHATI-HATI DALAM MENJALANI HIDUP INI


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media