Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: KEJADIAN 28:10-22
Bacaan tahunan: Lukas 12-13
Saat tidur, bantal yang empuk sudah pasti menjadi teman setia. Bantal tidak hanya memperlancar peredaan darah dan membuat tidur nyenyak, tetapi ia juga memberi kita rasa nyaman dan menyehatkan tubuh. Sebaliknya, bantal yang terlalu keras akan membuat saraf-saraf leher menjadi tegang dan kesehatan pun terganggu. Pernahkah kita membayangkan seorang yang menjadikan batu sebagai alas kepalanya waktu tidur?
Sudah terlalu lama Yakub "terlelap" dengan "bantal empuk" di rumahnya. Saking nyamannya, ia hidup tidak lagi mengandalkan Tuhan, melainkan otak dan kekuatannya. Namun, kini ia harus meninggalkan tempat nyamannya itu jauh-jauh karena ancaman Esau. Yakub pun terpaksa membaringkan dirinya di tanah dan memakai batu untuk alas kepalanya. Sungguh tidak nyaman. Namun, justru di situlah ia bermimpi menyaksikan pintu surga yang terbuka untuknya. Berawal dari bantal batu itulah ia menyaksikan anugerah Allah yang menyapa dirinya. Bahkan di tempat itulah ia mendengar secara langsung akan janji Allah kepada Abraham, kepada dirinya, juga janji penyertaan- Nya. Dan untuk mengingat anugerah itu, Yakub menjadikan batu itu menjadi sebuah tugu peringatan.
Berada di tempat nyaman kerap membuat kita lupa diri. Kita mulai merasa diri kuat, tidak butuh Tuhan, dan buta kepada anugerah- Nya. Karena kasih-Nya, terkadang Tuhan perlu menghancurkan kenyamanan itu dan membawa kita ke tempat yang keras dan jauh dari rasa nyaman. Batu-batu yang keras itu bisa berupa masa-masa sulit yang harus kita lewati dan itulah cara Tuhan memurnikan hidup kita. Di tempat yang keras itulah Tuhan memperlihatkan anugerah-Nya, menyatakan janji-Nya, dan memulihkan kita.
-SYS/www.renunganharian.net
DI TEMPAT YANG KERAS KEANGKUHAN DIRI DILUCUTI HINGGA HANYA MENGANDALKAN TUHAN DAN ANUGERAH-NYA
Please sign-in/login using: