BE HAPPY

Baca: PENGKHOTBAH 5:7–19


Bacaan tahunan: Yunus 1–4

Sukacita dan rasa syukur memiliki hubungan yang erat. Sukacita yang sejati tidak ada hubungannya dengan materi. Sukacita adalah hadiah dari Allah kepada manusia yang bisa bersyukur dalam setiap situasi. Sukacita yang sejati tidak bisa ditukarkan dengan benda apa pun di dunia ini.

Kitab Pengkhotbah berusaha untuk menyampaikan nasihat dengan cara jujur dan lugas, inti dari kitab ini adalah bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah sia-sia, karena tidak ada yang abadi. Tapi anehnya, banyak manusia yang mencintai sesuatu yang sia-sia dan tidak abadi. Bacaan firman Tuhan hari ini membahas tentang kesia-siaan mengumpulkan harta duniawi. Raja Salomo mengatakan bahwa siapa yang mencintai uang tidak akan pernah puas dengan uang, dan siapa yang mencintai kekayaan tidak akan pernah puas dengan penghasilannya (ay. 9). Sering sekali harta malah menjerumuskan pemiliknya. Semakin banyak ia mengumpulkan harta, semakin banyak yang tidak bisa ia habiskan, pada akhirnya bukan ia yang menikmatinya. Yang paling penting lagi, dengan telanjang manusia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tidak diperolehnya dari jerih payahnya suatu pun yang dapat dibawa dalam tangannya (ay. 14).

Tidak ada sukacita yang bisa didapat dari sesuatu yang sia-sia atau yang tidak abadi. Karena itulah kita tidak akan pernah bisa bahagia dengan materi. Kemewahan, teknologi modern, atau gaya hidup berfoya-foya memang selalu akan menyilaukan mata, tapi itu hanyalah untuk sesaat. Satu-satunya sumber kebahagiaan sejati adalah Allah pribadi. Jika saat ini kita bisa bersyukur pada Allah karena makan dan minum dari hasil jerih payah kita, itulah kebahagiaan sejati kita.
-REY/www.renunganharian.net


RASA SYUKUR MEMBAWA KEBAHAGIAAN


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media