BIARKAN TUHAN BERCERITA

Baca: Lukas 1:5-25

Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya. (Lukas 1:7)


Bacaan tahunan: : 2 Korintus 5-8

Di dinding ruang tamu kami terpasang pigura bergambar The Last Supper. Terbentuk dari seribu keping puzzle yang disusun oleh istri saya. Sekilas tampak sempurna tetapi... sebenarnya ada satu potong yang hilang dan harus diganti dengan tiruannya. Kelihatannya sempurna, namun ada “tetapi”-nya.

Kehidupan pasangan Zakharia dan Elisabet tampaknya sempurna (ay. 6). Ternyata ada “tetapi”-nya. Mereka belum dikaruniai keturunan (ay. 7). Sekilas tiada masalah, tetapi nyatanya mereka memikul beban. Bagi manusia “tetapi” adalah pagar pembatas. Titik. Masalah. Bagi Tuhan, “tetapi” adalah gerbang terbuka. Koma. Jalan. Masih ada cerita, bahkan yang tak pernah diduga. Maka, campur tangan ilahi pun datang. Malaikat berkabar Elisabet akan hamil (ay. 13). Bagi Tuhan selalu ada jalan. Tak heran janin dalam rahim Elisabet disapa sebagai perintis jalan bagi Tuhan (ay. 17).

Hidup ini bertaburan dengan “tetapi”. Baru menikah, tetapi terancam bercerai. Berhasil, tetapi sakit. Cerdas berpotensi, tetapi belum ketemu jodoh. Gaji oke, tetapi rekan kerja bikin sebel. Sudah lulus, tetapi belum dapat pekerjaan. Jangan putus asa! Walaupun kita dibebat keterbatasan, jika Tuhan campur tangan bertindak, selalu ada jalan terbuka. Tetaplah berdoa, berupaya, dan berpengharapan di dalam Tuhan. Jalan kita bukan jalan-Nya. “Tetapi” itu menandakan bahwa cerita itu masih berlanjut. Biarkanlah Tuhan menyelesaikan cerita hidup kita. Sebuah cerita yang elok, tentunya.—PAD


KITA HANYALAH PELAKU DALAM CERITA KEHIDUPAN INI.IZINKAN TUHAN, SANG PENULIS NASKAH, YANG BERCERITA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media