CHABAQ

Baca: Habakuk 3:1-19

Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. (Habakuk 3:17-18)


Bacaan tahunan: : Kisah Para Rasul 14-16

Nama Habakuk dalam bahasa Ibrani berasal dari kata chabaq, yang dapat diartikan “memeluk”. Dalam bentuk aktif, kata ini juga dapat berarti: seseorang yang memeluk atau bergantung pada”. Nama yang selaras dengan sikap Nabi Habakuk, yang imannya tak goyah di tengah kesulitan hidup.

Habakuk mengawali kitab ini dengan keluhan panjang akan kejahatan dan penindasan baik dari bangsa sendiri maupun dari bangsa asing. Ia nyaris putus asa menghadapi kejahatan bangsanya yang semakin bobrok di hadapan Allah. Namun, ia akhirnya menutup kitab ini dengan nyanyian pengharapan kepada Allah. Sajak penyembahan yang mengungkapkan pernyataan iman akan kedaulatan Allah atas bangsanya. Habakuk yang semula kecewa, sedih, dan resah itu, akhirnya diperkuat imannya sembari memuji Tuhan.

Allah dapat memakai situasi sulit untuk menyadarkan umat-Nya, agar mereka berbalik arah kembali menuju pelukan-Nya. Memandang situasi sulit sebagai ketidakadilan tidak saja membuat kita semakin terpuruk dalam jurang keputusasaan, namun juga merintangi kita mengenal Allah secara benar.

Memiliki pengharapan dan iman, bahwa selalu ada jalan keluar dan pertolongan saat segala sesuatu tidak berjalan baik, adalah tahap ketika kita menyadari anugerah yang sesungguhnya. Ingatlah selalu langkah Habakuk dalam menghadapi hari-hari yang berat dalam hidupnya. Sekalipun ia semula mengeluh, pada akhirnya ia kembali memeluk Allah dan bergantung sepenuhnya kepada Allah, yang ia kasihi dan mengasihinya.—YES


MASA-MASA SULIT DALAM HIDUP INI MERUPAKAN UNDANGANUNTUK BERLARI KE DALAM PELUKAN ALLAH


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media