Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: 2 PETRUS 1:3-9
Bacaan tahunan: Mazmur 126-132
Seorang ibu bersusah payah menyediakan dan memasak makanan sehat dan lezat bagi keluarganya. Namun, anak bungsunya malah meminta mi instan, bakso keliling, atau memesan makanan via aplikasi daring. Sangat menjengkelkan, bukan?
Allah menyediakan secara berlimpah segala sesuatu yang kita perlukan untuk hidup yang saleh. Hidup yang saleh ini disebut juga hidup yang berkelimpahan (Yoh. 10:10) atau hidup yang kekal (Yoh. 17:3). Berkat yang limpah ruah itu tidak lain segala berkat rohani di dalam surga (Ef. 1:3). Olehnya kita mengambil bagian dalam kodrat ilahi: hidup dalam pengenalan akan Allah dan persekutuan yang erat dengan-Nya, menikmati dan merayakan kasih dan anugerah-Nya, serta memancarkan terang kebajikan-Nya ke dalam dunia ini. Hidup yang saleh ini akan melepaskan kita dari cengkeraman hawa nafsu duniawi.
Akan tetapi, betapa sering kita bersikap seperti anak bungsu tadi. Kita mengabaikan berkat berlimpah itu, membiarkannya menganggur, dan mengejar berkat yang lebih rendah kualitasnya. Akibatnya, kita merasa tidak berkelimpahan-karena kita mengharapkan kelimpahan menurut keinginan pribadi dan kesenangan duniawi. Atau, kita merasa berkelimpahan, tetapi dengan tolok ukur yang salah-kalau sukses secara finansial atau keadaan mulus tanpa masalah, misalnya.
Untuk itu, kita perlu memperbarui akal budi agar memiliki sikap dan cara pandang yang benar tentang kelimpahan. Kelimpahan ilahi tidak dipengaruhi kondisi lahiriah seperti susah-senang, sehat-sakit, atau kaya-miskin. Kelimpahan ini tersedia sampai ke dalam kekekalan.
-ARS/www.renunganharian.net
BERKAT SURGAWI MELEPASKAN KITA DARI HAWA NAFSU DUNIAWI SEHINGGA KITA DAPAT MENGAMBIL BAGIAN DALAM KODRAT ILAHI
Please sign-in/login using: