Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: RATAPAN 3:21-39
Bacaan tahunan: Matius 15-17
Seorang ayah mengurung anaknya di dalam kamar karena si anak bermain tanpa mengenal waktu. Tentu saja perbuatan sang ayah membuat si anak merasa sedih, takut, dan marah. Namun, hal itu dilakukan sang ayah bukan karena rasa benci. Sang ayah ingin mendidik anaknya menjadi lebih baik.
Segala didikan yang berguna bagi kebaikan sering dipandang sebagai hal yang membosankan, melelahkan, bahkan menyakitkan. Tak terkecuali yang dirasakan oleh Nabi Yeremia. Yeremia mengalami kesusahan dan godaan yang tidak mudah. Namun, Yeremia memberikan kesaksian bahwa di kedalaman penderitaan, umat masih mengalami kelembutan belas kasih Allah dan kebenaran janji-Nya. Jika semula mereka sempat mengeluh karena menganggap Allah tidak mengasihi, akhirnya mereka mengakui rahmat Allah tak pernah habis. Kesetiaan-Nya besar. Mereka pun memilih Dia dan bergantung kepada-Nya. Mereka menyadari kebinasaan bagian-bagian di bumi dan kekekalan Allah. Karena itu, layaklah menjadikan Allah sebagai bagian untuk selama-lamanya.
Tuhan hadir dalam segala keadaan hidup umat-Nya. Namun, kehadiran-Nya tidak menjamin kita terbebas dari kesulitan hidup. Bukan berarti bahwa Tuhan senang melihat umat-Nya menderita. Tuhan izinkan pergumulan melanda karena manusia membutuhkan tekanan dalam kehidupan mereka. Sebab, penderitaan dan kesulitan hidup merupakan bagian yang sangat diperlukan guna membentuk karakter manusia. Karena itu, alih-alih mengeluh tanpa henti, lebih baik mengambil waktu berefleksi dan menjalani setiap proses dengan kuat hati.
-EBL/www.renunganharian.net
DIBALIK SETIAP PENDERITAAN KITA TERSEMBUNYI PROSES DIDIKAN TUHAN YANG TAK KASATMATA
Please sign-in/login using: