MEMILIH JALAN DAMAI

Baca: KEJADIAN 31:43-55


Bacaan tahunan: Matius 20-21

Menjalin sebuah hubungan dengan kerabat atau keluarga dekat dan tinggal serumah sangatlah rawan konflik. Sedikit saja masalah maka akibatnya bisa menimbulkan pertikaian hebat. Inilah yang dialami dalam keluarga Yakub. Pernikahannya dengan Lea dan Rahel rupanya menimbulkan beberapa masalah karena mereka tinggal serumah dengan Laban, mertua Yakub. Yakub tak lagi mampu menyembunyikan perasaan dan luka hatinya karena Laban yang beberapa kali menipunya dengan cara memanipulasi jumlah upah yang seharusnya diterimanya. Buntutnya, Yakub memutuskan untuk pergi membawa istri dan anak-anaknya serta ternaknya dari rumah Laban.

Tak tinggal diam, Laban dalam kemarahannya mengejar Yakub hingga bertemu di Pegunungan Gilead. Di tempat itulah, Yakub, yang terluka hatinya, dan Laban, yang merasa dirugikan, masing-masing mengungkapkan isi hatinya. Namun, di sinilah kita melihat bagaimana indahnya mereka menyelesaikan pertikaian itu. Bukan dengan kebencian dan kemarahan, tetapi dengan membuat sebuah perjanjian di hadapan Tuhan bahwa mereka tidak akan lagi saling menyakiti.

Persoalan antara mertua dan menantu bukan lagi sebuah rahasia umum. Dan nyatanya tidak mudah untuk menjaga sebuah hubungan baik dengan kerabat dekat. Namun, masalah itu bisa terselesaikan dengan indah ketika kita menjadikan kasih Tuhan sebagai dasar dalam membangun hubungan. Ketika kita menjadikan Tuhan menjadi dasar dalam hubungan kita maka jalan perdamaian adalah keputusan utama yang kita ambil untuk menyelesaikan setiap pertikaian yang terjadi.
-SYS/www.renunganharian.net


LEBIH MEMILIH JALAN PERDAMAIAN DALAM SEBUAH PERTIKAIAN ADALAH SALAH SATU TANDA KEDEWASAAN ROHANI


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media