Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: 1 Yohanes 1:5-10
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. (1 Yohanes 1:9)
Bacaan tahunan: : Yehezkiel 29-32
Dalam buku How to Live 365 Days a Year, John Schindler menulis, “Tiga dari empat ranjang rumah sakit ditempati oleh orang yang menderita gangguan emosional.” Ia menyimpulkan, “Stres emosional saat ini merupakan penyebab nomor satu sakit-penyakit.” Lalu, apa penyebab stres itu sendiri? Salah satu yang menonjol adalah rasa bersalah dan perasaan tidak diampuni.
Firman Allah menjanjikan kemerdekaan besar dari kedua pemicu stres itu. Betapa tidak! Jika kita mengakui dosa, Allah akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (ay. 9).
Pertanyaannya: Apakah yang dimaksudkan dengan “mengakui dosa”? Dulu saya mengartikannya sebagai berdoa menyebutkan daftar dosa saya, menyesalinya, bertobat, meminta ampun, dan berjanji tidak mengulanginya lagi. Alih-alih mengalami kelegaan, saya cenderung jadi tertekan.
Sampai saya menemukan bahwa kata ‘mengakui’, homologeo, ternyata dapat berarti mengucapkan hal yang sama atau menyepakati. Mengakui dosa, dengan demikian, berarti menyepakati pernyataan Allah tentang dosa kita. Kita menyepakati bahwa kita berdosa. Kemudian, kita menyepakati cara Allah mengatasi dosa. Di dalam Kristus, Allah menebus dosa kita satu kali untuk selama-lamanya (Ibr. 7:24-27). Dia memutuskan untuk tidak lagi mengingat-ingat dosa dan pelanggaran kita (Ibr. 8:12, 10:17). Sebaliknya, anugerah-Nya mendidik kita untuk hidup dalam kesalehan (Tit. 2:11-13).
Bukankah itu kebenaran yang memerdekakan? Marilah kita mengakuinya—menyepakatinya!—ARS
PENGAKUAN DOSA BUKANLAH MENYEBUTKAN DAFTAR DOSA KITA,MELAINKAN MENYEPAKATI PERNYATAAN ALLAH TENTANG DOSA KITA
Please sign-in/login using: