MENGAWASI MULUT

Baca: AYUB 1


Bacaan tahunan: Daniel 7-9

Pada hari itu, secara berurutan, kabar buruk diterima oleh Ayub. Dimulai dari kawanan lembu dan keledai betina dirampas oleh orang-orang Syeba, disusul kawanan kambing domba mati disambar api dari langit, lalu kawanan unta dirampas oleh orang-orang Kasdim (ay. 14-17). Kabar terakhir ialah yang paling buruk, yakni kesepuluh anaknya tewas ditimpa reruntuhan rumah (ay. 18-19).

Kita tahu betul situasi Ayub karena kisah tersebut telah dibukukan dalam Alkitab. Kita paham ia sedang mengalami ujian iman. Diawali Iblis menuding dirinya setia hanya karena Tuhan memagari kehidupannya dengan berkat (ay. 10). Lalu atas seizin Tuhan, Iblis menimpakan kesukaran kepadanya demi membuka kedoknya yang sebenarnya (ay. 11-12). Kita tahu, tetapi orang-orang di sekelilingnya pada saat itu tidak tahu. Istri Ayub tidak tahu, sahabat-sahabat Ayub juga tidak tahu. Sang istri menyuruhnya mengutuki Tuhan lalu mati (Ayb. 2:9). Elifas, sahabatnya, menganjurkan agar ia bertobat (Ayb. 22:23a). Bildad dan Zofar, kedua sahabatnya yang lain, menuturkan pendapat yang tidak jauh berbeda dari itu (Ayb. 8:5-6; Ayb. 11:14-15). Ayub yang sedang menderita menjadi bertambah menderita oleh perkataan mereka.

Lewat kisah Ayub, kita diingatkan untuk mengawasi mulut setiap kali melihat seseorang menderita. Hati-hati, jangan semena-mena mengatakan dirinya berdosa atau sedang menerima hukuman dari Tuhan. Siapa tahu, seperti Ayub, ia juga sedang mengalami ujian iman. Jangan tambahkan penderitaan dengan kata-kata kita yang tidak memiliki dasar pengetahuan apa-apa. Kita belum paham gambaran keseluruhan dari apa yang terjadi pada orang itu, jadi lebih baik kita hiburkan hatinya dan kuatkan imannya kepada Tuhan.
-LIN/www.renunganharian.net


AWASILAH MULUT AGAR TIDAK BERKATA SEMENA-MENA TERHADAP PENDERITAAN ORANG LAIN KARENA KITA TIDAK TAHU ALASANNYA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media