MENUDING DIRI SENDIRI

Baca: KEJADIAN 3:6-19


Bacaan tahunan: Amsal 28-31

Suatu ketika, sambil tergopoh-gopoh asisten rumah tangga kami berlari lalu menyerahkan dompet yang dalam keadaan basah. "Maaf, saya tidak memeriksa saku celana sehingga dompet ini sempat terendam, " ujarnya dengan merasa bersalah. "Oh, ya nggak apa-apa, Mbak. Nanti masih bisa dijemur kok, " ucap saya spontan. Semula saya ingin marah, tetapi saya teringat bahwa saya pun punya kesalahan karena meletakkan celana ke ember pakaian kotor tanpa memeriksa setiap sakunya.

Ketika terjadi masalah, lebih mudah menudingkan jari untuk melemparkan kesalahan pada orang lain daripada menuding diri sendiri-bahkan sekalipun kita tahu persis diri kita turut andil dalam kesalahan itu. Dengan melemparkan kesalahan pada orang lain, kita berharap dapat lepas dari tanggung jawab akibat kesalahan atau kelalaian kita. Itulah yang coba dilakukan oleh Adam ketika Allah hendak meminta pertanggungjawaban atas kesalahannya. Ia menuding Hawa, bahkan secara tak langsung menyalahkan Allah yang menghadirkan Hawa di sisinya (ay. 12). Hawa, yang tidak mau disalahkan, lantas menuding ular yang dianggapnya telah memperdayanya (ay. 13).

Kebiasaan saling menuding masih berlangsung sampai sekarang, karena benih dosa yang terkandung dalam diri manusia. Kita sering tergoda untuk menuding orang lain, bahkan untuk kesalahan yang kita lakukan. Bagaimana mengatasinya? Kita perlu melatih diri untuk bertanggung jawab atas setiap kesalahan, dengan kesiapan menanggung konsekuensinya. Ya, hanya dengan cara itu. Tak ada cara lain! --GHJ/www.renunganharian.net


SAAT TERJADI KESALAHAN, TINDAKAN KOREKSI DIRI AKAN MEMBUAT KITA MENJADI PRIBADI YANG LEBIH BAIK.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media