Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: 2 YOHANES 1:4-11
Bacaan tahunan: Yeremia 23-25
Menganggap sepeda tuanya kurang berharga, seorang ibu menaruhnya secara sembarangan. Dibiarkannya sepeda itu kepanasan dan kehujanan di halaman rumah. Suatu siang, ketika hendak memasak, ia baru teringat jika garam di rumahnya habis. Sementara sepeda motornya sedang ada di bengkel, antre untuk perawatan rutin. "Baiklah, aku masih bisa menggunakan sepeda itu untuk ke warung," pikirnya. Namun, ternyata sepeda tuanya sudah tidak ada di tempat. Seketika ia merutuki kelalaiannya yang selalu meremehkan sepeda bututnya.
Kadang kita meremehkan dan mengabaikan sesuatu karena menganggapnya tidak berharga. Anugerah keselamatan dari Tuhan pun termasuk di dalamnya. Nilainya jauh di bawah kenikmatan duniawi. Sebab, menghidupi iman kristiani dianggap membatasi orang dalam menikmati dunia. Kesempatan untuk mendapatkan pasangan dan jabatan, misalnya. Kehilangan perkenanan Allah pada akhirnya justru membawa kesenangan, alih-alih kecemasan.
Kapan orang menyadari bahwa larut dalam kenikmatan dunia membuatnya kehilangan semua jerih payah mereka dalam mengupayakan kesalehan? Haruskah penyesalan datang terlambat? Padahal, orang percaya dapat menikmati sukacita sejati tanpa menunggu kehidupan di langit dan bumi yang baru. Menghidupi kehendak Tuhan sebagai satu-satunya sumber sukacita semestinya menjadi kepercayaan (belief) dalam hati terdalam setiap orang percaya. Dengan demikian, kita akan senantiasa bersukacita dan merasa damai sejahtera dalam segala keadaan, bahkan yang menurut dunia dianggap penderitaan.
-EBL/www.renunganharian.net
KEHILANGAN PERKENANAN ALLAH ADALAH KEHILANGAN YANG SESUNGGUHNYA. JANGAN SAMPAI KITA MENGALAMINYA KARENA TERGIUR MENIKMATI DUNIA.
Please sign-in/login using: