SALAH BERDOA

Baca: YAKOBUS 5:13-18


Bacaan tahunan: Hakim-hakim 18-19

Berdoa seolah mudah. Anak kecil pun memanjatkan doa kepada Tuhan. Kita juga percaya bahwa Tuhan mendengarkan doa anak-anak. Kenyataannya, berdoa tidaklah semudah yang kita bayangkan. Buktinya, murid Yesus meminta agar Yesus mengajar mereka berdoa. Para murid melihat bahwa permohonan Yesus selalu terkabul, sedangkan doa mereka tidak. Yesus juga terlihat sedemikian berkuasa oleh kehidupan doanya. Selain itu, Yesus menikmati persekutuan dengan Bapa-Nya. Para murid tentu mendambakan kehidupan doa seperti guru mereka.

Dalam surat yang ditulisnya, Yakobus tampak sangatlah menghargai peran doa. Ia menasihatkan mereka yang kekurangan hikmat agar memintanya kepada Allah (Yak. 1:5). Yakobus pun meminta agar jemaat yang menderita memanjatkan doa (Yak 5:13). Dosa niscaya mendapat pengampunan dan sakit disembuhkan bila orang percaya mengakui dosa mereka dan saling mendoakan (ay. 15-16). Selain itu, kuasa doa yang dahsyat juga bukan milik khusus tokoh yang luar biasa semata. Sebab Elia pun manusia biasa (ay. 17). Hanya saja, oleh kesungguhannya berdoa, permohonan Elia yang mustahil pun TUHAN kabulkan.

Terkabulnya doa merupakan harapan setiap orang percaya. Namun perlu kita senantiasa bertanya kepada diri, apakah kita berusaha menyisipkan keinginan pribadi dalam doa. Adakah kita menaikkan permohonan yang memperkenankan Tuhan? Apakah kita berdoa dengan yakin dan penuh kesungguhan? Adakah kita menghadap Tuhan dengan kemurnian hati? Apakah kita saling mendoakan dalam kasih dan dengan semangat saling memaafkan? --HEM/www.renunganharian.net


DOA ADALAH TEMPAT MEMOHON PERTOLONGAN ALLAH, SEKALIGUS TEMPAT BERGUMUL UNTUK MENGALAHKAN HAWA NAFSU DALAM KETAATAN KITA KEPADA-NYA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media