SAMPAH BERBAU HARUM

Baca: 2 Korintus 2:12-17

Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu memimpin kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. (2 Korintus 2:14)


Bacaan tahunan: Kisah Para Rasul 1-3

Keluarga saya pernah tinggal di dekat tempat pembuangan sampah. Meskipun jaraknya sekitar satu kilometer dari rumah, bau busuk yang ditebarkannya masih tercium, membuat kami tidak nyaman. Hampir semua warga kampung protes dan meminta agar lokasi pembuangan sampah dipindahkan. Sebagian warga berniat menjual rumahnya dan pindah ke lokasi yang jauh dari bau tidak sedap itu.

Di Solo ada gereja yang mendapat julukan 'gereja sampah' karena lokasinya yang berada di dekat pembuangan sampah. Meski dijuluki demikian, gereja itu tidak menebarkan 'bau busuk' kepada penduduk yang tinggal di sekitarnya, namun malah 'bau yang harum'. Ya, bau harum karena kesaksian hidup jemaatnya yang rendah hati, ramah, tidak membeda-bedakan status sosial, dan murah hati! Gereja ini mengingatkan saya pada jemaat mula-mula (Kis 2:46-47). Bukannya dijauhi, cara hidup mereka membuat banyak orang semakin tertarik untuk mendekat ke 'gereja sampah' itu dan rindu mengenal Kristus.

Rasul Paulus tahu bagaimana cara menyebarkan keharuman Kristus kepada orang-orang di sekitarnya. Melalui kesaksian hidupnya: ketika dimaki, ia tetap memberkati; ketika ia dianiaya, ia sabar; ketika difitnah, ia justru menjawab dengan ramah (ay. 12, 13). Sekalipun banyak orang menganggap pribadinya sebagai sampah, orang mencium bau harum Kristus melalui teladan hidupnya yang menjadi berkat bagi sesamanya (ay. 14). Sebagai gereja-Nya, sudahkah kita menyebarkan keharuman Kristus kepada orang-orang di sekitar kita? --Samuel Yudi Susanto /Renungan Harian


KITA DIUTUS KE DUNIA UNTUK MENYEBARKAN KEHARUMAN KRISTUS, BUKAN BAU YANG BUSUK.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media