Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: MARKUS 12:41-44
Bacaan tahunan: Markus 1-3
Suatu kali, saya disarankan oleh konselor untuk menulis ketika saya terlalu cemas menghadapi kejadian yang terjadi di luar ekspektasi. Justru dari ketidakberdayaan saya melakukan banyak hal saat itu, saya rajin menulis sebagai bagian dari terapi pemulihan diri. Puji Tuhan, kini saya sadar, menulis rupanya tidak membuat saya pulih dari kecemasan saja, tetapi juga dapat saya pakai untuk melayani sesama, meski kadang menulis dianggap hanya sebuah persembahan kecil untuk Tuhan.
Dua uang tembaga yang dimasukkan ke dalam peti persembahan oleh janda miskin juga dinilai kecil (ay. 42), tidak sebanding dengan apa yang diberikan oleh orang-orang kaya (ay. 41). Menariknya, Tuhan Yesus memiliki standar yang berbeda dari anggapan kebanyakan orang. Saat Ia duduk dan memperhatikan beberapa orang memberikan persembahan, Ia sama sekali tidak peduli dengan jumlah atau nominal persembahannya, tetapi Ia memanggil murid-murid-Nya dan mengatakan bahwa persembahan yang nilainya banyak itu ialah persembahan janda miskin (ay. 43). Ia memberi persembahan dari keseluruhan nafkahnya, dari apa yang ia punya saat itu (ay. 44). Tanpa khawatir akan apa yang akan ia makan dan minum setelah memberi keseluruhan hartanya, janda miskin ini terlihat sangat mengasihi Allah.
Saat merenungkan teks ini, saya diteguhkan lagi supaya tidak patah semangat saat orang lain menganggap apa yang saya lakukan merupakan hal yang kecil dan tidak berarti. Begitu pula setiap kita, jika kita mengelola talenta, waktu dan harta kita sepenuh hati untuk Tuhan dan atas dasar mengasihi-Nya, percayalah bahwa itu berkenan di hati-Nya. Tak perlu cemas dengan anggapan orang lain karena memang standar persembahan yang Tuhan terapkan itu berbeda.
-YDS/www.renunganharian.net
PERSEMBAHAN KECIL TETAP BERKENAN DI HATI ALLAH, ASAL ITU DIBERIKAN DENGAN MOTIVASI SUNGGUH-SUNGGUH MENGASIHI-NYA
Please sign-in/login using: