TAK BERHAK MENILAI

Baca: LUKAS 7:36-50


Bacaan tahunan: Nahum 1 -Habakuk 3

Begitu mudahnya kita menilai hidup seseorang dengan pikiran dan ucapan negatif. Bahkan kita begitu jengkel ketika kita melihat ternyata seorang yang kita kenal terhormat tampak akrab dengan orang yang kita kenal kerap berlaku jahat. Memang, ketika seseorang merasa dirinya lebih layak dan lebih baik dalam segala hal, ia juga merasa dirinya berhak menilai kehidupan orang lain. Di hadapan Yesus, benarkah diri kita lebih layak dan lebih baik dibandingkan orang lain?

Yesus mengingatkan Simon bahwa sesungguhnya setiap manusia telah berdosa dan itu adalah utang di hadapan Allah. Tak seorang pun sanggup membayarnya. Itulah sebabnya dalam sebuah perumpamaan, Yesus mengatakan bahwa seluruh utang manusia itu telah dihapuskan, tidak peduli sebesar apa pun nilai utangnya. Dan orang yang merasa punya utang banyak jelas akan lebih mengasihi si pelepas utang. Tidak heran, wanita itu bahkan rela "merendahkan dirinya" untuk menunjukkan terima kasihnya dan hormatnya kepada Yesus. Tidak demikian dengan Simon, yang sekadar menyediakan air bagi Yesus agar digunakan-Nya untuk membasuh kaki pun tidak dilakukannya.

Sejatinya, setiap manusia adalah berdosa dan tidak layak di hadapan Allah. Itu adalah utang yang tidak akan pernah terbayarkan! Tetapi Allah telah beranugerah sehingga dihapuskan-Nya seluruh utang itu. Bukankah kenyataan ini seharusnya menyadarkan kita untuk tidak lagi merasa diri lebih layak dari orang lain? Dan kita pun sangat tidak layak untuk menilai atau menghakimi seseorang betapa pun buruk kehidupan orang itu. --Habakuk/www.renunganharian.net


ADAKAH MANUSIA DI BUMI INI YANG MERASA LAYAK DI HADAPAN ALLAH SEHINGGA IA MERASA BERHAK MENILAI KEBURUKAN SESEORANG?


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media