TINGGI HATI, LUPA DIRI

Baca: 2 TAWARIKH 26:16-23


Bacaan tahunan: Bilangan 16-17

Apa yang ada dalam benak kita ketika mendengar kabar tentang "kejatuhan" seseorang? Mungkin awalnya kita mengenal bahwa orang itu begitu baik dan menunjukkan kehidupan rohani yang begitu dewasa. Namun, pada akhirnya ia berubah setia dan meninggalkan hal-hal baik yang sudah ditunjukkan bertahun-tahun. Tentu sangat menyedihkan ketika mendapati seseorang yang telah memulai kehidupannya dengan sangat baik, tetapi pada akhirnya harus berakhir dengan tragis karena ketidaksetiaan dan kesalahan fatal yang dibuatnya.

Uzia ditahbiskan sebagai raja di usia 16 tahun. Uzia mengawali perjalanan hidupnya sebagai seorang yang melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Di sampingnya berdiri Zakharia yang setia mengajarnya untuk hidup takut akan Tuhan. Dan Uzia mencari Tuhan selama hidup Zakharia (ay. 5). Semua hal baik, yaitu kebenaran-kebenaran yang telah dilakukannya memberikan ganjaran yang sungguh besar baginya, di antaranya Tuhan membuat segala usahanya berhasil. Sayangnya, semua kekuatan dan kemasyhuran itu justru membuatnya tinggi hati. Uzia berubah setia dengan melakukan hal yang merusak. Uzia tidak lagi mengindahkan teguran, bahkan tidak lagi menghormati Tuhan. Dan akhir hidupnya pun berakhir tragis.

Kisah hidup Uzia mengingatkan betapa rentannya kita berubah hati. Jika tidak sadar diri, semua berkat dan hal-hal terbaik yang kita miliki bisa membawa hati kita kepada keangkuhan. Sikap tinggi hati itu membuat mata rohani buta. Tinggi hati membuat mata hati kita tertutup kepada Sang Pemberi Berkat. Tinggi hati akan membawa kita kepada kehancuran. Kiranya Roh Kudus menolong dan memampukan kita untuk tetap rendah hati dan menjaga hati.
-SYS/www.renunganharian.net


IBARAT SEBATANG PADI YANG SEMAKIN BERISI SEMAKIN MERUNDUK, KIRANYA SEIRING BERTAMBAHNYA BERKAT SEMAKIN MEMBUAT DIRI RENDAH HATI


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media