YESUS SI ANAK YUSUF

Baca: YOHANES 6:41-51


Bacaan tahunan: 2 Timotius 1-4

Kerap kali kita mendengar atau mungkin malah mengucapkan sebuah kalimat kepada seseorang yang kini sukses menjalani kehidupan demikian, "Wah, saya tidak menyangka kamu akan menjadi seperti ini, saya turut bangga melihat kesuksesanmu!" Kalimat ini bisa jadi terlahir dari perasaan tidak menyangka sekaligus takjub atas keberhasilan yang bisa diraih oleh orang tersebut. Padahal jika melihat dari masa lalunya, agaknya orang ini tidak mungkin menjadi sukses.

Jika orang Yahudi memiliki perasaan yang sama seperti ilustrasi di atas, seharusnya mereka pun takjub dengan status kemanusiaan Yesus yang mewakili bangsanya menjadi utusan Allah untuk menyampaikan ajaran tentang roti hidup dan mengejawantahkan keselamatan bagi dunia. Orang Yahudi jatuh pada penilaian lahiriah semata, bahwa Yesus terlahir melalui Yusuf dan Maria dari strata sosial yang rendah, anak tukang kayu pula. Sekalipun Tuhan Yesus sudah menjelaskan tentang asal muasal kehadiran-Nya di dunia, bahwa Dia adalah utusan Bapa, pengakuan akan ke-mesias-an Yesus tetap tidak bisa diterima oleh orang Yahudi yang notabene adalah rekan sebangsa dengan Yesus.

Terkadang kita juga mengukur kualitas seseorang dari pengenalan lahiriah semata, bukan dari penilaian kebermaknaan dan keutuhan hidup seseorang. Hal ini tentu tidak pas dengan spirit kehadiran Allah Sang Firman yang hadir melalui sosok yang "biasa-biasa saja". Oleh karenanya, mari kita perlakukan sesama kita seperti Allah memperlakukan kita sebagai gambar dan citra-Nya.
-LBG/www.renunganharian.net


PENCERAHAN BUDI ADALAH SAAT KITA MAU DIUBAHKAN MELALUI SEBUAH PERISTIWA YANG MENURUT KITA BIASA-BIASA SAJA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media