PENGECUT

Baca: Yeremia 38:14-39:10


Bacaan tahunan: Yesaya 15-21

Disebut sebagai "pengecut" adalah aib besar bagi kebanyakan orang. Kita dididik untuk berusaha menjadi orang yang berani, yang tidak mudah menyerah, yang harus berjuang sekuat tenaga untuk berhasil. Karena itu, ketika ada rintangan yang pelik, lebih baik kita berusaha mati-matian dulu lalu kalah daripada menyerah sebelum berusaha sama sekali.

Raja Zedekia tampaknya bersikap demikian. Ia memilih tidak mendengarkan perintah Tuhan melalui nabi Yeremia untuk menyerah kepada Raja Nebukadnezar. Sebagai raja Yehuda, jika ia mengambil keputusan untuk menyerah saja, label "pengecut" akan melekat pada dirinya. Ia beranggapan, lebih terhormat jika ia berusaha bertahan dan membiarkan Yerusalem musnah bersama dirinya.

Seperti Zedekia, salah satu hambatan kita dalam mematuhi firman Tuhan dan mengikuti Dia adalah ketakutan diejek sebagai "pengecut" oleh lingkungan kita. Seorang remaja atau pemuda takut dikatakan pengecut kalau tidak ikut mencicipi narkoba, maka ia melakukannya juga meskipun tahu Tuhan tidak berkenan akan hal itu. Seorang pekerja takut dikatakan pengecut kalau tidak ikut berkomplot dengan rekan-rekannya menyelewengkan uang perusahaan, maka ia pun melakukannya juga meski tahu akibatnya.

Kita patut bertanya pada diri sendiri, apakah kita memilih disebut sebagai pengecut tetapi diperkenan oleh Tuhan, atau dipuji sebagai pemberani sebentar tetapi menanggung akibat buruknya sekian lama? --Alison Subiantoro/Renungan Harian


PEMBERANI SEJATI ADALAH MEREKA YANG BERANI MENGIKUTI TUHAN MESKIPUN DISEBUT SEBAGAI PENGECUT.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media