ANAK YANG DEWASA

Baca: GALATIA 4:1-11


Bacaan tahunan: Ayub 17-20

Berita kedatangan Yesus yang membebaskan umat dari belenggu tak juga membuat orang Yahudi memerdekakan diri dari Taurat. Karena itu Paulus menggambarkan mereka ibarat anak yang belum dewasa. Mereka lebih senang berada dalam kegelapan, menjadi hamba yang harus tunduk pada perintah Allah tanpa benar-benar mengetahui alasan dibaliknya. Padahal, mereka semestinya hidup di bawah Injil, kasih karunia yang jauh lebih terang dan memerdekakan. Oleh-Nya, mereka diangkat menjadi anak-anak Allah yang dewasa, yang berhak menjadi ahli waris dalam kerajaan-Nya.

Iman kepada Yesus Kristus memungkinkan orang percaya diangkat menjadi anak-anak-Nya. Dengan berserah kepada Roh Kudus kita dapat mengambil sifat seperti Yesus Kristus, menjadi serupa dengan-Nya. Kita boleh menyebut Allah sebagai Bapa. Kita juga berhak menjadi pewaris seluruh kekayaan Kristus. Kita dijadikan-Nya anak-anak yang merdeka. Kewargaan kita terjamin di surga karena kita adalah anak perjanjian.

Namun demikian, perlu kita garis bawahi bahwa pewaris kerajaan surga adalah anak-anak yang dewasa. Bukan seperti anak-anak kecil yang hanya tahu merengek dan meminta kepada orang tuanya, anak-anak yang dewasa mengerti akan tugas tanggung jawab mereka. Lagi pula, Alkitab mencatat bahwa yang disebut sebagai anak-anak Allah adalah mereka yang membawa damai (Mat. 5:9), mengasihi musuh (Luk. 6:35), percaya dalam nama-Nya (Yoh. 1:12), beriman dalam Yesus Kristus (Gal. 3:26), berbuat kebenaran dan mengasihi saudara (1Yoh. 3:10).
-EBL/www.renunganharian.net


MEREKA YANG DEWASA DALAM IMAN ADALAH PEWARIS KERAJAAN SURGA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media