BELAJARLAH DARI SEMUT

Baca: AMSAL 6:6-11


Bacaan tahunan: Keluaran 13-15

Saya mengingat dongeng sebelum tidur yang pernah ayah saya ceritakan. Ada dua sahabat baik, semut dan belalang. Semut binatang yang rajin dan bekerja keras mengumpulkan makanan sepanjang musim panas. Belalang sebaliknya, bermalas-malasan selama musim panas dan tidak mengumpulkan makanan sama sekali untuk musim berikutnya. Belalang bahkan sering mengolok-olok semut yang sedang bekerja. Ketika musim dingin tiba, sadarlah belalang bahwa ia tidak memiliki persediaan makanan sama sekali, sedangkan semut bisa bertahan.

Amsal kita hari ini menegur orang-orang pemalas. Kata "malas" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti 'tidak mau atau segan melakukan sesuatu'. Pemalas juga orang yang senang menunda-nunda pekerjaan dan selalu ada alasan untuk tidak bekerja. Penulis Amsal mendorong setiap pembacanya untuk belajar dari binatang semut dalam hal rajin bekerja dan mengantisipasi kesulitan yang bakal dihadapi dengan bijak. Senada dengan itu, Rasul Paulus juga menegaskan kebenaran yang sama, "Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan" (2Tes. 3:10). Selain rajin, semut juga binatang yang proaktif melakukan sesuatu, meski tidak ada pemimpin atau pengaturnya, semua bisa terselesaikan dengan baik.

Karena itu, sebagai orang percaya, kita seharusnya melakukan pekerjaan yang Tuhan sediakan dengan rajin. Allah sangat menghargai orang yang rajin, bukan pemalas. Sikap bermalas-malasan dan menunda-nunda tidak akan memberikan manfaat apa pun, bahkan merugikan diri sendiri dan berdampak buruk pada orang-orang lain di sekitar kita. Sebuah pelajaran yang berharga dan relevan dari semut kiranya dapat kita terapkan di dalam kehidupan sehari-hari.
-DSK/www.renunganharian.net


JANGAN MALAS DAN MENUNDA-NUNDA MELAKUKAN PEKERJAAN KITA HARI INI


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media