BERSIKAP HAMBA

Baca: LUKAS 1:26-38


Bacaan tahunan: Galatia 1-3

Tuhan adalah Tuan kita Yang Agung. Seharusnyalah kita menghormati status-Nya dan menyadari posisi kita sebagai hamba. Maka, sekalipun kita telah dianggap sebagai sahabat Kristus, kita harus tetap menunjukkan bahwa Ia adalah Tuhan kita (Yoh. 15:14-15). Namun, jarang kita yang hidup di era demokrasi saat ini memahami tentang bagaimana bersikap sebagai hamba di hadapan Tuhan kita.

Bersyukur bahwa Maria, bunda Kristus, dapat menjadi contoh. Allah mengutus malaikat Gabriel untuk menyampaikan pesan khusus baginya, bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus. Anaknya akan menjadi Raja atas keturunan Yakub sampai selama-lamanya. Seharusnya berita luar biasa ini membuat Maria bangga dan menyiarkannya dengan gegap gempita. Namun Maria justru menyimpannya dalam hati, dan akibatnya, hampir saja Yusuf menceraikannya (Mat. 1:19). Sama sekali tidak ada gerutu maupun pertanyaan ketika Maria mengalami penderitaan sewaktu hamil besar dan melahirkan dalam keadaan miskin. Nyanyian pujian Maria pun merupakan ucapan syukur dan pengakuan bahwa dirinya adalah hamba yang rendah (Luk. 1:48).

Jika kita menganggap Kristus sebagai Tuhan kita, bukankah kita juga wajib menaati segala perintah-Nya? Kita tetap percaya penuh kepada-Nya bagaimanapun kondisi kita? Kita tidak membanggakan diri berlebih dan menuntut orang lain menghargai kita? Apa pun penderitaan kita, kita tetap melayani-Nya tanpa sungut? Sepenuhnyakah kita sadar bahwa kelebihan kita adalah anugerah Tuhan semata bagi kita yang berstatus hamba?
-HEM/www.renunganharian.net


MENJADIKAN KRISTUS SEBAGAI TUHAN BERARTI BERUPAYA HIDUP DI HADAPAN-NYA SEBAGAI HAMBA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media