BERTEPUK SEBELAH TANGAN

Baca: ZEFANYA 3:1-8


Bacaan tahunan: Yesaya 45-48

Ungkapan "bertepuk sebelah tangan" memiliki arti perasaan cinta yang tidak dibalas oleh orang yang dicintai. Padahal orang itu telah menunjukkan perhatian, kasih sayang, bahkan pengorbanan yang begitu besar, tetapi semua itu sama sekali tidak berbalas. Menyakitkan, bukan? Seorang psikolog mengatakan bahwa "ketidakseimbangan" ini dapat menyebabkan gejolak emosi, perasaan tertekan, dan perasaan tidak berharga.

Saat membaca pesan yang disampaikan Zefanya, saya membayangkan ungkapan hati Tuhan yang dipenuhi kekecewaan terhadap umat kesayangan-Nya yang tidak setia. Sungguh ironis mendapati para pemuka, hakim, nabi, imam, dan seluruh umat secara terang-terangan berlaku selayaknya orang yang tidak mengenal Allah. Namun demikian, Tuhan tidak berhenti menyayangi mereka. Di tengah-tengah kelaliman itu, Ia hadir menunjukkan keadilan. Setiap pagi Ia memberikan hukum-Nya. Sangka-Nya, umat itu akan takut dan memedulikan peringatan-Nya. Namun, alih-alih "membalas cinta Tuhan", mereka malah makin busuk perbuatannya.

Demikian menyakitkan rasanya jika cinta bertepuk sebelah tangan. Tak kurang cara Tuhan menunjukkan cinta-Nya kepada kita. Ketika kita tidak setia, Ia tetap setia. Ia tidak pernah berhenti mencintai kita. Karena cinta-Nya yang besar, Ia datang setiap pagi untuk menegur semua pelanggaran kita. Dan apa yang paling diharapkan-Nya adalah kita akan membalas cinta-Nya dengan pengakuan dan pertobatan. Hari ini Ia menanti kita. Semoga cinta Tuhan yang begitu dalam tidak lagi menjadi cinta bertepuk sebelah tangan.
-SYS/www.renunganharian.net


BAHKAN DALAM KETIDAKSETIAAN KITA PUN TUHAN TETAP SETIA MENUNJUKKAN CINTA-NYA, IA TIDAK MAU BERPALING DARI KITA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media