BUKAN DAMAI TETAPI PEDANG

Baca: MATIUS 10:34-42


Bacaan tahunan: Imamat 19-21

Kedatangan Sang Mesias bagi orang-orang Yahudi memang memiliki makna yang besar. Mereka terus menantikan kedatangan Sang Mesias seperti yang telah lama dinubuatkan Nabi Yesaya. Nabi Yesaya menyampaikan catatan penting tentang sosok Mesias itu: Raja Damai, Sang Pembebas. Mengacu pada julukan-Nya jelas bahwa Ia akan datang untuk memberikan kedamaian, keadilan, dan membebaskan mereka dari segala belenggu dan kelaliman. Nubuatan Yesaya itu telah tergenapi pada diri Yesus.

Yesus memang datang sebagai Raja Damai. Melalui diri-Nya, Ia mendamaikan manusia dengan Allah serta menghadirkan kedamaian di antara umat manusia. Namun, di sisi lain dengan tegas Ia berkata bahwa Ia datang membawa pedang! Rupanya Yesus hendak menyatakan bahwa kehadiran-Nya di dunia juga untuk membawa sebuah pertentangan dan pemisahan. Pemisahan antara orang yang percaya kepada-Nya dan orang yang tidak memercayai-Nya. Memisahkan antara terang dan gelap. Setiap orang yang memutuskan percaya dan mengikut Kristus, maka ia akan mengalami pertentangan. Karena mengikut Kristus, ia sadar untuk memikul salib. Tampak menyakitkan, namun itu bukan pilihan yang sia-sia.

Mengikut Kristus itu tidak menjanjikan perjalanan yang mudah. Karena ikut Kristus, beberapa orang harus ditolak, dibenci, dan terpisah dari keluarganya. Karena teguh berpegang pada kebenaran dan menjaga hidup benar, beberapa dari kita mungkin disingkirkan dan diperlakukan tidak adil. Sungguh pilihan yang sulit. Namun, Yesus menjanjikan bahwa pilihan mengikuti Dia tidaklah sia-sia. Itu menunjukkan kesejatian iman kita kepada-Nya.
-SYS/www.renunganharian.net


PILIHAN MENGIKUT TUHAN MEMANG MENGHADIRKAN PEDANG BAGI KITA, TAK MUDAH MENJALANINYA, NAMUN ITU TIDAKLAH SIA-SIA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media