HUKUMAN KEJI

Baca: Yohanes 8:1-11

Siapa saja di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu. (Yohanes 8:7)


Bacaan tahunan: Markus 4-5

Daily Mail melaporkan, seorang pemuda 16 tahun disergap warga kota Rio de Janeiro, Brasil, ketika sedang mencopet. Ia dipukuli, ditikam pada bagian belakang telinga, ditelanjangi, bahkan lehernya dirantai pada tiang lampu jalan, dijadikan tontonan. Tak seorang pun tergerak untuk menolong. Orang-orang menyetujui tindakan kejam itu untuk memberikan efek jera bagi pelaku. Padahal, banyak orang masih mengakui Brasil sebagai negara Kristen. Mengapa hati mereka tak tergetar oleh empati, seperti hati Yesus-Tuhan dan Juru Selamat mereka? Mengapa mereka malah berlaku seperti orang Farisi dan ahli Taurat, yang meninggalkan si pelacur yang mereka tangkap dan mereka seret di hadapan Yesus (ay. 9)?

Sangat mungkin terjadi, masyarakat yang agamawi terjebak dalam ritualitas agama. Akibatnya, mereka malah tidak menghidupi makna kebenaran yang diyakini. Kebenaran agama hanya menjadi topeng kesucian lahiriah, sedangkan hati mereka busuk dan degil. Kebenaran agama hanya menjadi riasan lahiriah, tidak mendatangkan perubahan mendasar di dalam hati mereka.

Seharusnya, ketika seseorang mempelajari kebenaran firman, kewajiban pertama orang itu adalah melakukan apa yang dipelajarinya. Setelah itu, baru ia akan siap mengajarkan kebenaran itu dengan penuh kesabaran kepada orang lain. Jika prinsip seperti ini diterapkan, tak seorang pun akan menerapkan kekerasan terhadap sesama yang berdosa. Ia akan membangkitkan empati dalam dirinya untuk menolong si pendosa, agar jangan berbuat dosa lagi. --Susanto /Renungan Harian


KEMUNAFIKAN ADALAH KEJAHATAN PALING KEJI YANG MENUMPULKAN KEBENARAN YANG DIYAKINI.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media