JERIH PAYAH YANG DIBERKATI

Baca: AMSAL 10:22


Bacaan tahunan: Hakim-hakim 13-15

Saya tertarik mendengarkan pemaparan saat pembekalan pengurus suatu gereja lokal, di mana sang pemimpin umat memberikan pandangan bahwa keuangan gereja dapat menambah pemasukan dari usaha dana. "Usaha dana di luar persembahan umat diperbolehkan, selama berasal dari usaha yang tidak melenceng dari kebenaran firman Allah," ujarnya. Saya sepenuhnya setuju ketika ada syarat "tidak melenceng" dari kebenaran firman Allah, karena hal itu dapat membentengi para pengurus gereja dari melakukan sesuatu yang tidak benar.

Kita memang hidup di tengah dunia yang menawarkan berbagai cara dan kemudahan dalam memperoleh uang. Namun, terkadang cara yang dipakai tidak memedulikan etika, moral, bahkan standar kebenaran firman Allah. "Apa pun yang dapat menghasilkan uang secara cepat, dalam jumlah besar, harus dimaksimalkan," demikian alasan yang kerap kita dengarkan. Namun, sebagai orang percaya hidup kita seharusnya memang dibatasi oleh koridor kebenaran firman Allah, yang dapat mendorong kita menjauhi tindakan yang bertentangan dengan kebenaran.

Sesungguhnya berkat Tuhanlah yang memungkinkan kita memperoleh penghasilan, bahkan menjadikan kita kaya, bukan karena upaya atau jerih payah kita semata. Apalah artinya berjerih payah, tetapi Tuhan tidak memberkatinya? Bisa jadi jerih payah kita seperti orang yang sedang menjaring angin, gambaran akan suatu hal yang sia-sia. Kiranya mulai hari ini kita dimampukan untuk tetap berada dalam koridor kebenaran Allah supaya berkat Tuhan ada dalam setiap jerih payah kita.
-GHJ/www.renunganharian.net


TIADA GUNANYA BERJERIH PAYAH, TETAPI TERNYATA BERKAT TUHAN TIDAK ADA DI SANA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media