Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: LUKAS 16:1-9
Bacaan tahunan: Keluaran 10-12
Tuduhan menghamburkan harta sang tuan membuat seorang bendahara mencari cara menyelamatkan diri. Dipanggilnya setiap orang yang berutang kepada tuannya dan dimintanya mereka membuat surat utang palsu. Utang seratus tempayan minyak dibuatnya menjadi lima puluh tempayan, yang seratus pikul gandum dibuatnya menjadi delapan puluh pikul. Dengan mengurangi jumlah utang mereka sang bendahara bermaksud menanam budi. Harapannya, ketika ia dipecat maka orang-orang yang telah ditolongnya itu mau membalas kebaikannya.
Kecerdikan sang bendahara patut diacungi jempol. Sekalipun yang dilakukannya tidak dapat dibenarkan, kita dapat belajar dari kejeliannya merencanakan masa depan. Ia belajar dari kesalahannya dengan menggunakan kesempatan yang ada. Ia pergunakan sisa waktu dan harta tuannya untuk menjalin persahabatan yang mendatangkan keuntungan di kemudian hari.
Kekayaan dunia yang Tuhan percayakan pada kita hanya bernilai ketika kita hidup. Selama masih hiduplah kesempatan kita mengelola dan memanfaatkan harta sehingga beroleh keuntungan darinya. Keuntungan apa? Sebagian orang berhenti pada pencarian keuntungan jasmani bagi diri sendiri. Padahal, keuntungan ini bukanlah keuntungan maksimal yang dapat dihasilkan harta kita. Sebab, sebanyak apa pun harta yang ada, semuanya kita tinggalkan ketika mati. Berbeda dengan keuntungan maksimal yang bernilai kekal: keselamatan jiwa. Ini akan terus kita nikmati dalam waktu yang tak terbatas. Tertarik? Mari gunakan harta sebagai sarana pemberitaan Injil!
-EBL/www.renunganharian.net
JIKA BISA MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MAKSIMAL, MENGAPA HARUS TERTARIK PADA YANG MINIMAL?
Please sign-in/login using: