MELIHAT ALLAH

Baca: Kisah Pr. Rasul 1:6-11

Kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku. (Kisah Pr. Rasul 1:8)


Bacaan tahunan: : Lukas 1

Suatu ketika para pengguna media sosial ramai membagikan artikel dari sebuah blog tentang 12 alasan seseorang membenci Kekristenan. Sudah bisa diduga, tidak sedikit orang yang melontarkan komentar klise atas artikel itu, “Jangan lihat orangnya, lihat Tuhannya.” Pertanyaannya, bagaimana cara kita melihat Tuhan? Apakah kita bisa melihat Dia dengan mata telanjang? Atau apakah kita harus berdoa agar mata rohani kita terbuka sehingga kita bisa melihat Dia seperti melihat manusia lainnya?

Allah bisa saja menyatakan diri-Nya melalui mimpi atau penglihatan kepada seseorang. Namun, setelah Kristus naik ke surga, pada umumnya Allah menyatakan diri-Nya melalui manusia, dalam hal ini melalui jemaat, tubuh Kristus yang ada di bumi ini. Ya, kita adalah “cermin” Allah bagi dunia dan sesama orang Kristen. Bagaimana orang lain bisa melihat Kristus? Antara lain dengan melihat hidup kita.

Karena itu, menyatakan agar kita tidak melihat pada manusia, melainkan melihat pada Tuhan, ada tidak tepatnya juga. Kehadiran Allah justru antara lain dapat dideteksi melalui kehidupan umat-Nya. Pertanyaannya, gambaran Allah seperti apakah yang kita tampilkan? Apakah kita menampilkan sosok Allah yang memicu lebih banyak orang menulis artikel mengenai alasan mereka membenci Kekristenan? Atau sebaliknya, dengan memandang hidup kita, orang malah ingin mengenal Allah? Marilah sekali lagi kita merendahkan diri dan meminta Allah memproses kita sedemikian rupa sehingga gambar-Nya yang benar boleh tampak melalui kita.—DP


KIRANYA HIDUP KITA MENJADI CERMIN YANG BAIK,YANG DAPAT MEMPERLIHATKAN SOSOK ALLAH KEPADA SESAMA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media