MENGHADAPI PENYESAT

Baca: YOHANES 3:1-21


Bacaan tahunan: Yehezkiel 17-19

Menurut catatan kuno, Yohanes sudah lanjut usia saat menulis Injil Yohanes. Ia menulisnya atas permintaan para penatua di Asia. Tujuannya menangkal ajaran sesat yang dikembangkan oleh seorang Yahudi berpengaruh bernama Cerinthus. Cerinthus mengembangkan ajarannya yang menolak sifat, kepribadian dan keilahian Kristus. Karena ajaran itu banyak orang percaya menjadi lemah imannya dan mulai meragukan keIlahian Kristus sehingga mulai meninggalkan komunitas. Meski demikian surat Yohanes ditujukan pula untuk orang-orang yang belum percaya agar percaya kepada Kristus dan diselamatkan.

Yohanes menggunakan kisah percakapan Yesus dengan Nikodemus untuk meyakinkan mereka. Kata "percaya" dalam ayat 16 menggunakan tata bahasa bermakna aorist subjunctive (supaya kamu mulai percaya sampai selamanya) dan present subjunctive (sehingga kamu terus percaya). Melalui kisah ini Yohanes ingin menguatkan dasar orang percaya agar tetap teguh meski ada ajaran palsu. Yohanes menegaskan bahwa mereka yang percaya kepada Kristus tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.

Bukankah ajaran menyimpang juga masih menghantui gereja dan orang percaya di zaman ini? Agar tak tergoncang dengan pengajaran menyimpang, kita dan gereja harus membangun fondasi iman yang kuat. Choan-Seng Song, seorang teolog dari Taiwan, berkata, "Jika gereja ingin kuat dan memenangkan dunia ini, ia harus berhenti mengasingkan Yesus dengan pernak-pernik kemewahan di dalam gereja. Gereja harus meneladani Mesias yang rela menderita bagi dunia." --PRB/www.renunganharian.net


MENGERTI KEBENARAN ADALAH CARA YANG PALING TEPAT TERHINDAR DARI KEPALSUAN DAN AJARAN SESAT.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media