MENGUNCI MULUT

Baca: YOSUA 6:1-20


Bacaan tahunan: Bilangan 28-30

Bangsa Israel hendak menduduki kota Yerikho. Upaya tersebut tidak mudah karena pintu gerbang kota itu tertutup. Tuhan memberi Yosua, sang pemimpin, sebuah cara untuk menaklukkan kota Yerikho. Selama enam hari bangsa Israel harus sekali mengelilingi kota itu, dan pada hari ketujuh mereka mengelilingi sebanyak tujuh kali (ay. 3-4). Yosua memberitahukan cara itu kepada bangsa Israel. Menarik Yosua juga memberi perintah agar mereka "mengunci mulut" selagi berkeliling. Sepatah kata tak boleh keluar dari mulut mereka sampai saat Yosua berkata, "Bersoraklah!"

Hal-hal negatif dapat tiba-tiba muncul di pikiran kita. Kita tidak bisa benar-benar menghentikannya. Namun, kita dapat menghalangi pikiran-pikiran itu untuk "hidup". Caranya adalah dengan tidak memperkatakannya. Kebenaran inilah yang disadari oleh Yosua. Itulah mengapa ia memberi perintah agar bangsa itu berdiam. Faktanya, selagi kaki melangkah berjalan berkeliling, mata mereka melihat betapa tinggi dan kokohnya tembok Yerikho. Di pikiran mereka dapat muncul keraguan. Mereka dapat berpikir sia-sia upaya mereka. Tidak mungkin tembok itu runtuh hanya dengan mengelilinginya. Ironis jika keraguan di pikiran sampai mereka ucapkan! Ada kuasa dalam setiap kata yang kita ucapkan (Ams. 18:21). Yosua tidak mau kata-kata keraguan bangsa itu "membatalkan" mukjizat Tuhan yang seharusnya mereka terima.

Belajar dari Yosua, mari berhati-hati ketika berkata-kata. Jika pikiran negatif muncul, jangan sampai kita memperkatakannya. Lebih baik mengunci mulut daripada ceroboh mengumbar perkataan sia-sia. Jika mau berkata-kata, pastikan yang keluar dari mulut kita ialah kata-kata positif dan membangun kehidupan.
-LIN/www.renunganharian.net


LEBIH BAIK BERDIAM DIRI DARIPADA SEMBRONO BERKATA-KATA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media