OBSESI SAUL

Baca: 1 SAMUEL 23:1-13


Bacaan tahunan: Mazmur 108-114

Mendengar bahwa Daud ada di Kehila, Saul segera mengerahkan seluruh rakyat untuk pergi berperang. Bukan membantu Daud melawan orang Filistin yang menjadi musuh bangsa mereka, melainkan mengepung Daud dan orang-orangnya. Sangat aneh memang, mengingat bahwa Saul adalah raja Israel. Bukankah semestinya ia lebih mengedepankan kepentingan bangsanya alih-alih dendam pribadinya terhadap Daud?

Sikap Saul menunjukkan betapa ia terobsesi kepada Daud. Secara psikologis, obsesi merupakan gangguan jiwa berupa pikiran yang selalu menggoda seseorang dan sangat sukar dihilangkan. Bukankah gejala ini dapat kita ketahui dengan mudah melalui tindakan Saul yang terus mengejar Daud? Tidak ada yang dapat menghentikan nafsu Saul untuk menghabisi Daud. Bahkan tugas sebagai raja yang harus dipertanggungjawabkannya kepada Tuhan pun tidak membuatnya lebih memikirkan nasib bangsanya.

Status Saul sebagai raja menunjukkan tugas tanggung jawabnya sebagai pemimpin, pelindung, dan pengayom bagi bangsanya. Malangnya, Saul justru mengabaikan semua itu demi egonya. Kecemburuan Saul terhadap Daud membuatnya kehilangan kontrol diri. Kejahatan Saul yang sudah sedemikian kuat memengaruhi jiwanya, membuatnya tak lagi mampu berpikir logis-realistis. Pada kondisi yang demikian, sudah pasti kesadaran untuk mempersembahkan hidup bagi kemuliaan Allah pun lenyap.

Semoga lubuk hati kita yang terdalam hanya dipenuhi dengan kerinduan untuk memuliakan nama Tuhan. Jauhlah kiranya kita dari obsesi yang hanya mengedepankan ego dan nafsu duniawi.
-EBL/www.renunganharian.net


JATUH KE JURANG YANG DALAM DAPAT TERJADI KETIKA OBSESI TAK TERKENDALI


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media