TAHUN YANG GELAP

Baca: MAZMUR 73


Bacaan tahunan: 2 Samuel 3-5

Dalam ibadah awal tahun di tempat kerja, seorang rekan mengungkapkan kesedihan karena musibah banjir yang dialaminya. Belum juga surut, ia dan sang istri terjatuh dari motor dan sang istri harus dioperasi. Dalam kebingungan dan ketidakmengertiannya, dengan lesu ia berkata: "Entahlah, bagi saya, ini tahun yang gelap." Saat kegelapan hadir tak jarang kita menjadi serupa dengan rekan saya tadi. "Saya tahu Tuhan ada, namun saya tidak mengerti harus berbuat apa."

Pemazmur juga pernah berada pada satu titik gelap dalam hidupnya. Bagaimana mungkin Tuhan ada namun sepertinya tidak ada harapan? Dalam pencariannya, pemazmur mulai menyadari bahwa hikmat dunia yang membuat rasa iri dan dengki kepada keberhasilan orang fasik sebenarnya adalah kebodohan di mata Tuhan. Dengan menyadarinya, ia mulai menjadi lebih bijaksana. Dia yang tadinya iri kepada mereka yang berbuat jahat kemudian menyadari bahwa yang Ia butuhkan tak lain hanyalah Tuhan dan kesetiaan-Nya (ay. 25-26). Keadaan tidak berubah namun hatinya berubah. Dia mengenal Tuhan sepenuhnya dan menaruh kepercayaan yang lebih dalam kepada-Nya sehingga mengubah cara pandangnya terhadap apa yang terjadi.

Saat mengenang tahun-tahun gelap di mana kepahitan, kesakitan, dukacita dan air mata menjamah dan menyapa, kiranya kita mengingat bahwa Allah setia, bahkan di tahun yang paling gelap bagi kita sekalipun. Kasih-Nya membiarkan kita diam, mencari hingga menemukan jawaban atas terang yang kita nantikan. Sekalipun tampak gelap, Ia ada di sana, tetap bekerja dan menanti kita untuk kembali berpengharapan. --YES/www.renunganharian.net


DALAM KEGELAPAN, TERANG ALLAH MERENGKUH KITA; YANG MAHA TAHU MENJAMAH KETIDAKTAHUAN KITA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media