MENGAMPUNI DAN KEMBALI PERCAYA

Baca: YOHANES 21:1-14


Bacaan tahunan: 2 Samuel 1-2

Saya terkejut membaca pernyataan seorang teman terhadap seorang pemimpin di gereja lokalnya. Sebelumnya ia sempat terluka hatinya karena perlakuan pemimpin gereja itu , hingga sukar untuk mengampuni. "Kalau pun harus mengampuni, saya mungkin sukar untuk kembali memercayai orang yang sama, " ujarnya di status media sosialnya. Sempat terbesit keinginan untuk menanggapi, tetapi saya urungkan karena khawatir akan terjadi perdebatan.

Terhadap pada murid yang meninggalkan-Nya saat menjalani penyaliban, Yesus tidak memendam sakit hati atau menolak mengampuni. Buktinya, ketika sudah bangkit Yesus mencari kesempatan untuk kembali bertemu dengan mereka. Menariknya, Yesus sama sekali tak mengungkit tindakan pengecut dari para murid yang kabur saat menjelang dan ketika Yesus disalibkan. Tiga kali Yesus bertemu mereka, termasuk pertemuan di pantai danau Tiberias, tetapi tak ada satu catatan pun yang menjelaskan bahwa Yesus masih sakit hati dengan perlakuan mereka. Sebaliknya, mereka kembali diberi kepercayaan untuk meneruskan pelayanan Yesus setelah Dia terangkat ke surga, dengan pengurapan dari Roh Kudus.

Tak mudah memang kembali memercayai atau memberi kesempatan lagi kepada orang yang telah melukai hati, mengecewakan, atau merugikan kita. Tak jarang kita merasa perlu waktu cukup sebelum memutuskan kembali memercayai atau memberi kesempatan baru, meskipun telah mengampuni. Namun, belajar dari teladan Yesus melalui nas renungan hari ini, kiranya kita dimampukan untuk menjadi pelaku firman. --GHJ/www.renunganharian.net


DALAM PENGAMPUNAN ADA KESEMPATAN BAGI ORANG LAIN UNTUK MEMPERBAIKI DIRI.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media