TIDAK MENYAYANGKAN

Baca: ROMA 8:31–39


Bacaan tahunan: 1 Samuel 4–7

Umumnya, kita memiliki benda kesayangan. Dijaga dan dirawat baik-baik. Disayangi. Saking sayangnya, kita hanya akan menggunakannya dalam momen-momen istimewa. Tidak digunakan setiap saat, supaya awet lebih lama.

Kita juga memiliki orang-orang yang sangat kita sayangi: orang tua, anak-anak, saudara kandung, pasangan, sahabat baik, dan lain-lain. Kita mengupayakan yang terbaik bagi mereka. Kita rela berkorban demi mereka. Kita mempertimbangkan perasaan dan kenyamanan mereka ketika kita hendak melakukan sesuatu. Kita tidak ingin mereka terluka, tersakiti atau hidup menderita.

Namun sikap berbeda ditunjukkan oleh Allah sendiri. Walau Dia sangat menyayangi Anak-Nya yang tunggal, namun Dia tidak menyayangkan-Nya. Dia merelakan Sang Anak meninggalkan takhta dan kemuliaan-Nya, lalu menjadi manusia yang lemah dan terbatas. Menderita hingga mengalami kematian yang hina. Namun, Dia melakukan itu bukan tanpa tujuan, melainkan demi menyelamatkan manusia berdosa yang dikasihi-Nya. Itu juga sekaligus jaminan, bahwa Allah juga berkenan mengaruniakan segala kebaikan-Nya bagi kita, baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang. Yang terbaik telah Dia berikan, maka tidak ada alasan bagi kita untuk meragukan kasih- Nya. Bersama Kristus, segala berkat lainnya telah, sedang dan masih akan kita terima. Kiranya kita tidak menyia-nyiakan atau menganggap remeh pemberian-Nya yang berharga ini. Melainkan dengan penuh syukur menjalani hidup yang mencerminkan bahwa kita adalah anak-anak kesayangan Allah, yang telah ditebus dengan darah Kristus yang mahal.
-HT/www.renunganharian.net


ALLAH TIDAK MENYAYANGKAN ANAK-NYA DEMI MENYELAMATKAN KITA. KASIH-NYA YANG BESAR MENJADIKAN KITA MULIA DAN BERHARGA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media