TILIK

Baca: AMSAL 24:30-34


Bacaan tahunan: Kejadian 19-21

Tilik, dalam bahasa Jawa, berarti menengok, membesuk, menjenguk untuk mengungkapkan kepedulian. Biasanya yang ditengok adalah orang sakit, seperti tergambar dalam film pendek Tilik yang viral kala itu. Namun, ketika dikembangkan jadi Tilik the Series, fokusnya bukan lagi pada tilik orang sakit. "Nah, tilik yang dimaksud sekarang ini juga melihat lebih dekat kehidupan .... Tidak hanya untuk menilik orangnya, tetapi membaca situasi lebih besarnya," kata Siti Fauziah, pemeran Bu Tejo. Penjelasan ini mirip dengan pengertian tilik dalam KBBI V, yaitu "penglihatan yang teliti (terutama penglihatan dengan mata batin)".

Salomo seorang penilik yang baik. Saat melewati ladang dan kebun anggur, ia tidak hanya numpang lewat. Ia meluangkan waktu untuk memandang dan memperhatikannya secara teliti. Perhatikan bagaimana ia menggambarkannya secara detail: "... semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan semak duri, dan temboknya sudah roboh" (ay. 31). Ia melihat dengan rasa ingin tahu yang besar, dengan rasa peduli, dengan hati yang terbuka untuk belajar. Hasilnya? Ia memetik pelajaran tentang sifat dan keadaan orang yang malas dan tidak berakal budi. Tilikannya menjadi butiran hikmat dan peringatan yang masih disimak orang sampai sekarang.

"Setiap kali Anda melihat dunia dan orang-orang di dalamnya secara cermat, hal itu mengubah Anda," kata Kate DiCamillo, seorang penulis cerita anak. Adakah kita mengembangkan kecakapan menilik ini dengan baik?
-ARS/www.renunganharian.net


PENILIK YANG BAIK MEMBUKA DIRI SEBAGAI PEMBELAJAR UNTUK MEMPEROLEH HIKMAT YANG BERHARGA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media