BERTOBAT KARENA KEBAIKAN-NYA

Baca: ROMA 2:1–11


Bacaan tahunan: Roma 8–10

Begitu mendengar tentang pertobatan, orang cenderung bertanya: Bagaimana kita bertobat? Langkah-langkah apa saja yang perlu saya lakukan untuk bertobat? Fokusnya pada diri kita. Fokusnya pada usaha kita.

Tak heran kalau kemudian kita terjebak dalam siklus yang meletihkan: Mencoba. Gagal. Putus asa. Mencoba lagi. Gagal lagi. Putus asa lagi. Mencoba lebih keras. Gagal lebih parah. Putus asa kian menjadi-jadi. Ganjilnya, kita mendorong orang lain ikut menjalani lingkaran setan ini.

Alkitab memulai pertobatan dari titik yang berbeda. Bukan lagi berfokus pada diri kita atau usaha kita. Bukan. Rasul Paulus menulis bahwa "maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan" (ay. 4). Pertobatan itu berpangkal pada kemurahan Allah. Bersumber dari kebaikan-Nya.

Karena itu, cara efektif untuk bertobat tampaknya bukanlah dengan berkubang dalam rasa bersalah, menyesali dosa, atau bertekad untuk menghentikan perbuatan buruk dan tidak mengulanginya lagi, melainkan dengan menyambut dan merayakan kemurahan hati Allah. Memenuhi pikiran kita dengan kesadaran bahwa Allah itu kasih. Mengingat bahwa Allah mengasihi kita seperti Dia mengasihi Yesus. Bersukacita karena Allah mengasihi kita dengan kasih yang kekal dan tanpa syarat. Bersyukur atas pemberian-Nya yang baik dan anugerah-Nya yang sempurna. Kesadaran inilah yang akan memotivasi perubahan sikap dan pikiran kita terhadap Allah, menggugah kita untuk berbalik kepada-Nya, merayakan kasih-Nya.
-ARS/www.renunganharian.net


MENYAMBUT KASIH ALLAH SEHINGGA MEMENUHI HATI KITA AKAN MENGUBAH CARA PANDANG, POLA PIKIR, DAN SIKAP KITA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media