Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: 1 KORINTUS 13
Bacaan tahunan: Imamat 19-21
Suatu hari Dona bermaksud mengoreksi perbuatan Jody, suaminya, yang dinilainya mengarah pada mementingkan diri sendiri. "Papa enak bisa menikmati hobi dan bersenang-senang, tapi saya merasa kesepian karena ditinggal sendirian," ujar Dona sambil menahan hatinya agar jangan sampai menangis. Mendengar itu, Jody disadarkan akan kesalahannya. Ia lantas meminta maaf dan berjanji akan memperbaiki situasi ini demi keharmonisan pernikahan mereka.
Dalam suatu transaksi, ketika salah satu pihak diuntungkan, biasanya ada pihak lain yang dirugikan. Relasi dalam pernikahan bukanlah hubungan transaksional, melainkan kasih yang berfokus pada kebahagiaan pasangan. Ketika kasih didefinisikan sebagai tindakan tidak mencari keuntungan diri sendiri, dalam relasi pernikahan hal itu mengarah pada tindakan menghindari segala bentuk egoisme. Bukankah istri adalah bagian dari kehidupan suami, bahkan bisa dibilang separuh jiwanya dan begitu pula sebaliknya? Jika separuh jiwanya sedang dirugikan, sewajarnyalah ada tindakan segera untuk mengatasi masalah itu.
Namun sayangnya, terkadang kita melihat ada para suami atau istri yang memilih mempertahankan egonya, tanpa mau memedulikan perasaan pasangannya. Kondisi ini ibarat menyimpan bom waktu, yang setiap saat bisa meledak dan menghancurkan pernikahan, juga dapat menyebabkan perpisahan. Kita tentu tidak menginginkan hal ini terjadi karena pernikahan berbicara soal saling mengasihi, bukan memenuhi kepentingan pribadi dengan merugikan pihak yang seharusnya dikasihi itu.
-GHJ/www.renunganharian.net
KEPUTUSAN UNTUK SALING MENGASIHI AKAN SEMAKIN MEMPERKUAT PERNIKAHAN
Please sign-in/login using: