Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: YOHANES 8:2-11
Bacaan tahunan: Imamat 22-23
Seorang anak memukul temannya. Sang ibu melihatnya, tetapi ia diam saja. Ia tidak menegur, memarahi, atau menghukum anaknya. "Aku mengasihi anakku," begitu pikirnya. Besoknya anak itu memukul temannya yang lain lagi.
Benarkah sang ibu mengasihi anaknya? Tidak! Sebab kasih tidak melupakan keadilan. Kasih tidak mendiamkan pelanggaran. Wujud kasih yang sejati dapat kita lihat dari Tuhan Yesus pada saat Dia dicobai oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Yesus mengasihi perempuan yang kedapatan berzina, tetapi Dia tidak berkata, "Bebaskan perempuan itu!" Di hadapan para penudingnya, Dia menjunjung keadilan dengan menyatakan bahwa perempuan itu patut dihukum. Ia patut dilempari batu, seturut hukum Musa. Maka siapa di antara mereka tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu (ay. 7). Berikutnya Yesus berurusan dengan pelanggaran perempuan itu. Dia menyatakan bahwa pelanggaran harus dihentikan. Maka sesudah satu per satu para penuding yang tidak sadar diri itu pergi, Yesus berpesan kepadanya, "... mulai sekarang, jangan berbuat dosa lagi" (ay. 11b).
Kasih tidak melupakan keadilan maka jangan kita mempertanyakan kasih Tuhan apabila saat ini menanggung konsekuensi dari pelanggaran yang kita lakukan. Jangan berkata Tuhan tidak sayang apabila saat ini menderita karena dosa yang kita perbuat. Sadari Dia sungguh mengasihi kita maka Dia mengizinkan adanya konsekuensi agar kita jera. Dia sungguh mengasihi kita maka Dia tidak membiarkan kita menderita sebanding dengan dosa tersebut. Hal itu sudah Dia buktikan dengan mengorbankan nyawa-Nya di atas kayu salib agar kita luput dari kebinasaan kekal.
-LIN/www.renunganharian.net
KASIH TIDAK MENUTUP MATA TERHADAP PELANGGARAN DARI TINDAKAN SESEORANG
Please sign-in/login using: