Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: FILIPI 2:1-11
Bacaan tahunan: Yohanes 16-18
Seorang bayi demam dan mengalami diare, menangis terus di malam hari. Tanpa bertanya ini atau itu, seorang ibu lajang yang bertetangga mendatangi dan serta-merta memarahi sang bayi, "Kamu mengganggu orang tidur saja ya! Apa tidak bisa diam dan membiarkan orang istirahat?" Ayah sang bayi tersinggung dan menceritakan perilaku ibu lajang tersebut di hadapan publik. Jika Anda berada dalam situasi tersebut, siapakah yang akan Anda bela?
Secara alami, cara kita memandang persoalan cenderung didasarkan pada keadaan kita sendiri. Yang belum menikah mungkin saja berpikir bahwa ibu lajang itu tentu sangat terganggu dan berhak menegur, meskipun perlu menggunakan cara yang berbeda. Yang sayang anak cenderung membela ayah sang bayi sambil membayangkan betapa sulitnya menenteramkan bayi yang sedang sakit. Profesi dan kebiasaan juga memengaruhi cara pandang kita. Namun, jika dalam kasus sederhana ini kita dapat berbeda pandang, lalu bagaimanakah dengan perkara yang lebih kompleks? Rasul Paulus mengajarkan bahwa kita harus mendahulukan kepentingan orang lain.
Agar dapat menyelesaikan perselisihan, kita harus memperhatikan dasar pikiran Paulus. Kuncinya adalah kesehatian, sepikiran, satu kasih, satu jiwa, dan satu tujuan di dalam Kristus (ay. 2). Menghadapi persoalan relasi, kita patut membayangkan bagaimanakah reaksi Kristus dalam situasi tersebut. Bila prinsip ini diterapkan, hidup kita niscaya berada dalam damai. Persoalan rumit pun dapat disederhanakan dan dapat terselesaikan.
-HEM/www.renunganharian.net
BAYANGKAN REAKSI KRISTUS DALAM SITUASI KITA. HIDUP BERSAMA AKAN LEBIH DAMAI DAN PENUH MAKNA.
Please sign-in/login using: