MEMILIH MENUTUP MULUT

Baca: 1 PETRUS 3:8–12


Bacaan tahunan: Keluaran 26–28

Kalau kita menghadiri pertemuan seperti pertemuan RT, arisan, atau rapat di gereja, kita pasti pernah bertemu orang yang banyak bicara tapi tidak ada isinya. Kita akan mendengar orang itu berbicara hal yang tidak perlu, berlebihan, atau memamerkan segala kebaikannya. Walau tak suka, inilah kenyataannya. Meski hati ini tergoda untuk menegur orang itu, atau mengatakan orang itu bodoh, lebih baik kita tetap menutup mulut. Kenapa? Karena kalau kita tidak bisa menahan bibir, itu adalah cara paling cepat membuat musuh jangka panjang.

Menjaga lidah terhadap yang jahat dan bibir terhadap ucapan-ucapan yang menipu, itulah yang sebaiknya kita lakukan kalau mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik. Kita tidak bisa mengontrol perkataan orang sekitar kita, termasuk segala omong kosong mereka, tapi kita bisa mengontrol hati dan respons kita. Tuhan tidak pernah ingin kita sebagai anak-anak-Nya memiliki banyak musuh karena tidak mampu menahan bibir. Kalau seseorang bicara kosong kepada kita, tidak perlu membalasnya, dia justru makin semangat bicara dan ujungnya malah bertengkar. Kalau kita bisa meninggalkannya, berpamitanlah baik-baik.

Jangan menjatuhkan seseorang di depan banyak orang, sekalipun segala perkataan yang dia ucapkan tidak penting atau berlebihan. Kita hendaknya menjadi pribadi yang berakal budi, yang tahu kapan waktunya diam dan kapan waktunya bicara. Kalau ada orang menegur atau menasihati karena kita terlalu banyak bicara yang tidak penting, koreksi diri dan bertobatlah.
-RTG/www.renunganharian.net


JANGAN MENJATUHKAN SESEORANG DI DEPAN BANYAK ORANG


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media