MENGELOLA KONFLIK

Baca: KEJADIAN 13


Bacaan tahunan: 2 Raja-raja 11-13

Dalam mata kuliah manajemen konflik, saya belajar tentang bagaimana mengelola konflik dengan baik. Salah satunya ialah salah seorang yang berkonflik harus memiliki kapasitas untuk mengenal dan merespons hal-hal yang penting dari orang lain serta bersikap tenang, tidak mempertahankan diri dan bereaksi dengan penuh rasa hormat. Gambaran ini dibuktikan Abraham saat ia merasakan suasana yang menegangkan antara gembalanya dengan gembala Lot.

Permasalahannya ialah negeri yang selama ini didiami tidak cukup luas untuk mereka hidup bersama (ay. 6-7), berkaitan dengan kebutuhan air dan makanan untuk domba mereka (ay. 10). Abraham adalah pamannya Lot dan sebagai seorang yang lebih tua kemungkinan ia ingin dihormati oleh Lot, namun Abraham melihat bahwa hubungan persaudaraan itu lebih penting dari apa yang dimilikinya (ay. 8) sehingga ia menyuruh Lot memilih lebih dulu tanah yang diingininya (ay. 9). Abraham memilih mengalah dan tidak mempertahankan diri, bahkan ia ingin mengerti apa yang Lot butuhkan.

Suasana pertengkaran akan muncul jika kedua belah pihak tidak ada perasaan mau mengalah dan berdamai. Hubungan persaudaraan itu lebih berharga dari apa pun yang ada di dunia, bukan? Begitu juga persaudaraan sebagai saudara seiman dalam Tuhan. Abraham tidak ingin relasinya dengan Lot terputus, maka ia harus bertindak bijak dalam mengambil keputusan. Ia bisa saja kehilangan hak pilih, tapi ia percaya Tuhan pasti akan mencukupkannya. --YDS/www.renunganharian.net


KETIKA HATI KITA RELA MENGERTI ORANG LAIN MAKA PERSAUDARAAN KITA AKAN TETAP UTUH.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media