Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: MAZMUR 90:1-12
Bacaan tahunan: Yesaya 18-22
Walaupun terlahir dalam keluarga budak Ibrani, tetapi Musa menjalani hidup sebagai pangeran dengan segala fasilitas dan hikmat Mesir (Kis. 7:22). Saat usianya 40 tahun, ia mulai tergerak untuk memperhatikan nasib orang-orang Ibrani serta ingin membela mereka (Kis. 7:23). Namun, ternyata jabatannya yang tinggi di istana tidak mampu menjadikannya seorang pahlawan bagi bangsanya. Ia malah menjadi buronan Firaun sehingga harus melarikan diri ke Midian dan menjadi gembala kambing domba mertuanya di sana selama 40 tahun.
Ketika usianya 80 tahun, Allah mengutus Musa untuk menghadap Firaun (Kel. 7:7). Saat itu, Musa merasa dirinya tidak punya apa-apa lagi. Bahkan ia telah menjadi berat lidah alias gagap berbicara, sehingga memerlukan orang lain untuk menerjemahkan perkataannya (Kel. 4). Namun, saat itulah Allah menugaskannya membebaskan umat-Nya. Selama 40 tahun berikutnya, dengan penyertaan Allah, Musa memimpin bangsa Israel di padang gurun hingga mendekati Tanah Perjanjian, lalu meninggal di usia 120 tahun (Ul. 34:7).
Mazmur 90 ini merupakan doa Musa (ay. 1), yang tentunya lahir dari perenungan tentang bagaimana ia menjalani hari-harinya yang penuh liku. Ia menyadari bahwa manusia berasal dari debu (ay. 3). Hidupnya sangat singkat, seperti mimpi, atau seperti rumput yang mekar di pagi hari, tapi saat petang sudah layu (ay. 5-6). Kita tidak berdaya. Maka seharusnyalah kita menggantungkan hidup kepada Allah Yang Kekal dan Maha Kuasa, serta menjadikan-Nya tempat perlindungan kita (ay. 1-2). Dia jugalah yang mengajari sehingga kita dapat menjalani setiap hari dengan penuh makna.
-HT/www.renunganharian.net
SETIAP HARI AKAN BERMAKNA DAN PENUH ARTI JIKA KITA MENJALANINYA DENGAN PENYERAHAN DIRI KEPADA ALLAH
Please sign-in/login using: