SANHERIB YANG PONGAH

Baca: YESAYA 36


Bacaan tahunan: Hakim-hakim 15–17

Sanherib adalah raja Asyur, salah satu negeri paling kuat sekitar tahun 700-an SM. Ia juga meluaskan wilayahnya dengan menguasai kota-kota berkubu di negeri Yehuda. Pasukannya yang besar pun mengepung Yerusalem, pusat pemerintahan dan keagamaan Yehuda. Utusan Sanherib dengan pongah meminta mereka menyerah. Penduduk Yehuda diperingatkan agar tidak percaya kepada Raja Hizkia yang beriman bahwa Allah Israel akan melindungi mereka. Sanherib menegaskan bahwa Tuhan sendiri tidak sanggup melepaskan mereka dari tangannya. Kata-kata teror yang melemahkan semangat itu sengaja diserukan dalam bahasa Yehuda, agar semua penduduk mendengarnya.

Namun Hizkia, raja Yehuda, membawa perkara itu kepada Tuhan. Ia membentangkan surat ancaman Sanherib itu lalu berdoa di Bait Allah. Ia meneguhkan imannya serta memohon keselamatan dari Allah, sekalipun sejumlah besar musuh sedang berkemah di balik temboknya. Pada saat itulah Nabi Yesaya diutus Tuhan untuk meneguhkan Hizkia. Tuhan memberi jaminan bahwa Sanherib tidak akan menghancurkan atau memasuki Yerusalem, sebab Allah sendiri menjadi pagar kotanya. Pasukan Asyur pun terkena tulah, lalu Sanherib kembali ke negerinya. Bahkan akhirnya, ketika ia beribadah di kuil dewanya, ia dibunuh oleh anak-anaknya karena menginginkan takhtanya.

Kekuasaan, jabatan, pengaruh, kekayaan dan berbagai kelebihan lain dapat menjadikan kita pongah. Congkak dan amat sombong. Kita merasa segalanya ada di bawah kendali kita, hingga Tuhan sendiri pun dipandang rendah. Sanherib mati dalam sikap pongahnya. Kiranya kita tidak mengikuti jejaknya.
-HT/www.renunganharian.net


BERSIKAP PONGAH DAN MENINGGIKAN DIRI SENDIRI ADALAH SALAH SATU JALAN PINTAS UNTUK MENGALAMI KEHANCURAN


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media