DUKACITA ILAHI

Baca: NEHEMIA 2:1–10


Bacaan tahunan: Kisah Para Rasul 14–16

Apa yang tampak pada raut muka kerap menunjukkan apa yang ada di hati. Ketika kita melihat seseorang dengan raut wajah muram dan sedih, kita bisa menyimpulkan bahwa hatinya sedang diliputi kesedihan. Raut wajah seseorang terlihat muram karena berbagai alasan. Salah satunya karena keprihatinan terhadap seseorang atau sebuah keadaan yang sedang menghadapi masalah. Apa yang ada di hati, tampak jelas pada raut muka dan ia tidak mungkin menyembunyikannya.

Selama bertugas sebagai juru minuman kerajaan, Nehemia tidak pernah memasang raut wajah sedih di hadapan Raja Artahsasta. Tetapi hari itu Nehemia tidak mampu menyembunyikan kesedihannya di hadapan raja karena itu terlihat jelas di wajahnya. Perubahan itulah yang memaksa raja untuk bertanya kepadanya. Dan Nehemia pun memberitahukan bahwa ia sedih karena menyaksikan kota nenek moyangnya telah habis menjadi reruntuhan karena dimakan api. Nehemia juga mengutarakan keinginannya untuk diperkenan pulang ke Yehuda dan membangun kotanya kembali.

Kepedihan hati Nehemia terhadap kondisi bangsanya adalah dukacita Ilahi yang begitu dalam. Ia pun jujur mengakuinya dan ingin melakukan sesuatu demi pemulihan bangsanya. Hati seorang yang diliputi dukacita Ilahi tidak akan merasa tenang saat melihat kondisi negaranya dalam impitan masalah. Ia dengan jujur mengutarakan keprihatinannya itu kepada Tuhan dan berdoa memohon perkenanan-Nya. Apakah hati kita juga diliputi dukacita Ilahi terhadap keadaan yang sedang menimpa bangsa kita hari ini? Apakah hati kita tergerak berdoa untuk pemulihan bangsa kita?
-SYS/www.renunganharian.net


SEORANG YANG MEMILIKI HATI ALLAH PRIHATIN DAN BERDOA AKAN KETERPURUKAN BANGSANYA DAN BERUSAHA MELAKUKAN SESUATU UNTUK PEMULIHANNYA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media