MENGGAPAI IMPIAN

Baca: 1 TAWARIKH 22:2-19


Bacaan tahunan: Ayub 5-8

Sebuah Dorama (drama TV Jepang) berjudul Mare mengisahkan seorang gadis bernama Mare yang mempunyai impian menjadi pâtissier (pembuat kue) terbaik sedunia. "Kapan Ibu menjadi pâtissier terbaik sedunia?" pertanyaan dari anak kembarnya sejenak membuat Mare terdiam. Meski sampai akhir cerita Mare belum menjadi pâtissier terbaik, ia boleh dikatakan berhasil. Mengapa? Karena keahliannya membuat kue berkembang jauh lebih baik.

Berbicara mengenai impian, Raja Daud pernah berkeinginan mendirikan rumah kediaman bagi nama Tuhan. Namun, Tuhan seolah tidak mengizinkannya menggapai impian itu. Dia berfirman, "... engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku." (ay. 8). Sebagai gantinya, Tuhan menunjuk Salomo merealisasikan impian ayahnya (ay. 9-10). Apakah Daud menyerah? Rupanya tidak. Daud justru giat membantu Salomo menyediakan bahan-bahan kebutuhan bagi pembangunan rumah Tuhan. Pada akhirnya, rumah Tuhan yang merupakan impian Daud berhasil didirikan (2Taw. 6:10-11). Jika demikian, apakah Daud berhasil menggapai impiannya? Tentu saja! Bukankah melalui upaya Daud, pembangunan Bait Allah dapat diselesaikan dengan semakin baik?

Hari ini kita diingatkan untuk tidak menyerah atas sebuah impian. Tidak perlu memikirkan apakah impian itu akhirnya menjadi kenyataan atau tidak. Faktanya, sekalipun tidak mencapai ujung langit, setidaknya kita telah berani mengepakkan sayap lalu terbang melihat keindahan dunia. Ingatlah, impian akan tetap menjadi impian kalau kita tidak berani melangkahkan kaki ke depan. Jadi apabila kita mempunyai impian, berusahalah menggapainya bersama dengan Tuhan. --LIN/www.renunganharian.net


IMPIAN ADALAH MILIK SETIAP ORANG YANG MEMPUNYAI TANGAN IMAN DAN KEBERANIAN UNTUK MENGGAPAINYA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media