TANPA BERSUSAH HATI

Baca: ULANGAN 15:1-11


Bacaan tahunan: 2 Tawarikh 18-20

Bagi beberapa orang, melakukan firman Tuhan itu dianggap sebagai beban berat karena dianggap tidak masuk akal. Beberapa lainnya bersedia melakukan perintah Tuhan, tetapi atas dasar terpaksa, tidak dengan sukacita. Tuhan tidak menghendaki sikap-sikap demikian.

Tuhan memberi perintah tentang penghapusan utang dan pembebasan budak sesama orang Ibrani pada akhir tahun ketujuh. Perintah yang bagi orang-orang Israel akan menimbulkan kerugian jika memberikan pinjaman mendekati waktu akhir tahun ketujuh. Bisa saja perintah itu membuat mereka menahan hartanya dan menolak jika ada orang yang datang untuk meminjam. Namun, niatan demikian adalah kekejian di mata Tuhan. Yang dikehendaki Tuhan adalah kerelaan hati untuk memberi pertolongan berupa pinjaman sesuai yang mereka butuhkan terlepas bahwa pada akhir tahun ketujuh mereka mampu membayar atau tidak. Sekalipun mereka tidak mampu membayar, hutang mereka harus dihapuskan. Jadi mereka tetap harus memberi dengan sukacita dan tanpa bersusah hati. Tuhan pun menjanjikan bahwa saat mereka taat melakukan perintah-Nya, mereka akan diberkati (ay. 10).

Ketulusan dan kerelaan hati kita akan teruji ketika kita mendapati bahwa orang-orang yang kita tolong tidak mampu membalas kebaikan kita. Di sekitar kita begitu banyak orang tak berdaya yang menantikan uluran tangan kita dan Tuhan menghendaki agar kita memperhatikan mereka. Mereka adalah orang-orang yang tidak mampu membalas pertolongan kita. Akankah kita mengulurkan tangan tanpa bersusah hati karena mereka tidak akan pernah bisa membalas kebaikan kita?
-SYS/www.renunganharian.net


RELA MENOLONG ORANG TAK BERDAYA YANG TIDAK MAMPU MEMBALAS KEBAIKAN KITA ADALAH UJIAN KETULUSAN HATI


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media